Rabu, 03 September 2008

Santi si Kupu-kupu Malam

Santi gadis cantik, yang masih duduk di bangku SMU, telah di rengut keperawannya secara paksa. Santi takut kalau dirinya akan hamil, dia pun mendatangi Gina, teman sekolahnya yang memang menjajakan tubuhnya pada om om berkantong tebal. Santi pun jatuh kedalam dunia hitam pelacuran. Beragam tipe manusia, akan di hadapinya, dengan gaya permainan yang beragam pula ….

Kupu Kupu Malam 01

“bagaimana Di, udah depet, cobain cewek eloe “tanya Bram kakak Dodi, yang sedang nonton televisi di kamarnya. Dodi mengeleng “belom, dia engak mau, gua baru cium cium aja “jawab Dodi sambil mesem mesem. “bego loe, dapet cewek cantik gak di pake, emang eloe gak nafsu sama dia ? “. “nafsu sih, tapi dia nolak terus “jawab Dodi. “udeh, gini aja, eloe bawa diia kemari, kita kerjain aja “usul Bram.

“kerjain ?, kerjain gimana “tanya Dodi, menatap kakaknya dan melewati acara televisi itu. Bram menjelaskan secara rinci rencananya pada Dodi. “wah, gua coba deh besok, tapi gua gak janji loh, kalau dia nolak bagaimana ? “tanya Dodi. “usaha dong, usaha, eloe rayu dikit…” kata kakaknya. Dodi menganguk anguk saja, dan matanya kembali menonton tanyangan layar kaca.

>>>

Gadis cantik itu, berjalan cepat keluar dari gedung sekolahnya. Dia berhenti di depan jalan raya, kepalanya bergoyang ke kiri dan kekanan, mencari sesuatu. Dia menemukan sedan merah milik Dodi. Dia menghampirinya dan masuk ke mobil itu. “hai, Santi sayang.. “kata Dodi menyapa gadis itu. Santi tersenyum.

Mobil warna merah itu bergerak, membawa sepasang anak SMU di dalamnya. “Dodi, kenapa kamu mau ajak aku rumah kamu “tanya Santi. “kakakku si Bram, berulang tahun, tidak di pestain, jadi aku membawa kamu ke rumah, yah hitung hitung buat menghibur dia “jawab Dodi. Santi tersenyum “oh jadi si Bram ultah yah “ujarnya.

Yah, Santi memang kenal dengan Bram sebelumnya. Awal pertama mereka bertemu di sebuah mall. Saat itu Bram mencoba mengoda Santi. Dan berhasil berkenalan dengan Santi. Tapi karena Bram sudah kuliah, sedang Dodi masih SMU setingkat Santi, akhirnya Dodi yang lebih mendekati Santi. Bram memang terkenal rusak, dia buaya. Dia berusaha mendidik adiknya mengikuti jejaknya.

>>>

“hebat “ujar Bram dalam hati, ketika melihat Dodi berhasil membawa Santi masuk ke dalam rumahnya. Santi tersenyum melihat Bram “selamat ulang tahun yah “. “oh terima kasih, sorry loh, gak ada pesta, apa apa “jawab Bram.

Mereka akhirnya duduk di sofa ruang tamu rumah itu. Kemudian Bram memulai pembicaraan..dan mulai bertambah akrab dengan Santi.

Mereka berbicara tentang, sekolahnya, temannya, hobinya dan sebagainya. Bram memang ahli, dia tak pernah ke habisan kata kata. Tampaknya Bram yang banyak bicara dari pada Dodi. “Dodi, ambilkan minuman dong, masa tamu secantik Santi, di biarkan ke hausan sih “perintah Dodi, sambil memberi kode kedipan mata.

Tak lama Dodi, telah kembali dengan tiga gelas sirop. Dia meletakan di Meja. “ayo di munum San “ujar Dodi. “terima kasih “jawab Santi sambil meraih gelas yang berisi Sirop, yang telah di oplos dengan obat perangsang yang keras. Obat perangsang itu, tak berbau dan tak berasa, tapi efeknya sangat kuat.

“eh sebentar yah, San saya mau ke WC nih, sakit perut “kata Dodi. Lalu meninggalkan Santi dengan kakaknya. Dodi melakukan sesuai rencana Bram. Ini akan memberi kesempatan Bram untuk bisa lebih mudah merayu Santi. Apalagi dengan bantuan obat perangsang yang berefek kuat itu.

“San, kamu itu cantik sekali yah, rambut kamu sepertinya halus sekali “rayu Bram, yang membuat Santi tersipu. “ih, Bram, kamu bisa aja..” kata Santi malu malu.

“ih, benar koq, gak bohong, sumpah “kata Bram, sambil meminta Santi meminum sirop itu lagi. Dan lagi lagi Santi mengangkat gelas itu, meminum sirop itu, tanpa curiga.

Obat perangsang itu sepertinya mulai bereaksi. Santi tampak gelisah. Dia duduk dengan tidak nyaman. Tapi Bram terus merayu dia, dengan cara memuji muji kecantikan dan ke indahan tubuhnya. “Santi, kata Dodi, kalian pernah berciuman yah “tanya Bram. “eh, iyah … “jawab Santi dengan malu malu.

“wah, si Bram beruntung yah, bisa mencium cewek secantik kamu “ujar Bram, yang makin membuat Santi terlena. “ah, Bram kamu bisa aja, eh kamu lebih baik yah dari si Dodi “kata Santi. Bram tersenyum “boleh gak, aku mencium kamu “kata Bram.

Santi, sepertinya terkejut, dia menatap Bram. “boleh gak sayang, itung itung hadiah ultah saya “kata Bram.

Dorongan obat perangsang itu begitu kuat, membuat syaraf syaraf di otak Santi tak bisa berpikir jernih. Libidonya meningkat, tak terkontrol. Santi mengangguk, sambil memejamkan matanya. Tanpa membuang waktu Bram mulai mencium bibir mungilnya. Melumatnya memasukan lidahnya ke dalam mulut Santi. Matanya terpejam., Bram terus memainkan lidahnya di dalam mulut Santi. mengelitik langit langitnya.

Detak jantung Santi meningkat, Bram tahu dia mulai terangsang. Bram mulai meraba dadanya, dia merintih.”jangan Bram” Santi berkata lirih. Bram menjilat lehernya,”sayang, kamu jangan munafik, aku yakin m-*-m-*-k mu sudah basah.”

Bram tersenyum, dia meledek Santi dengan sinis.”m-*-m-*-k mu basah kan, ayo jawab jangan muna ’”kata Bram sambil meraba raba dadanya

Muka Santi memerah, dia menatap Bram dengan lirih. Santi diam, tak berkata kata. Bram tersenyum, Santi sudah sepenuhnya berada di bawah kendalinya.

Kembali Bram menciumi bibir Santi lagi. Santi pun membalasnya dengan penuh nafsu Dengan cepat Bram melepas kancing bajunya satu per satu. Santi sama sekali tak bisa menolak. Bajunya telah terbuka buka,dia memaki bra pink. Tangan Bram cekatan melepas bra pink itu. Kini matanya bebas menatap buah dada, ABG, SMU itu.

Buah dada yang sedang dalam masa pertumbuhan itu tak luput dari sentuhannya. Tubuh Santi gemetar, baru kali ini buah dadanya di sentuh tangan pria. Putingnya yang kecil ke merahan juga di mainkan dengan liar oleh jari Bram. Santi mendesah

“ahh.. geli Bram … “erang Santi. “geli tapi enak yah “seloroh Bram.

Lidah Bram pun menjulur, menjilat putting susu Santi yang tampak menonjol keluar. Santi sudah sepenuhnya di kuasai birahi. Bram dengan rakus melumat, menyedot buah dada Santi. Membuat Santi semakin birahi. Suara erangan nikmat Santi terdengar, menambah gairah Bram.

Puas dengan buah dadanya Bram pun melepas rok abu abunya, pangkal pahanya masih terbalut celana dalam pink. Tangan Bram dengan lembut meraba raba paha putih mulus Santi, Santi tak lagi berkuasa atas tubuh nya.

Kedua kakinya di buka lebar Bram, Bram dapat jelas melihat bercak basah, cairan nikmat yang merembes dari vagina perawan Santi. “sayang, saya akan buat kamu terbang..” ujar Bram di telinga Santi, lalu menjilati daun telinga Santi, sehingga membuatnya terangsang geli.

Satu sentuhan dengan tekanan, tepat di selangkangan celana dalam pink milik Santi. Suara erangan birahi keluar dari mulut ABG itu. “ahh, Bram.. ahhh “. Lidah Bram terus aktif menyapu, putting susu Santi, buah dadanya tanpak mengeras karena

nafsu. Di sertai getaran getaran jari Bram di atas selangkangan celana dalamnya, membuat tubuh Santi bergejolak.

“ohh.. ahhh.. sudah Bram aku mau pipis..” erang Santi ketika jarinya bergerak cepat di selangkangan celana dalamnya. Bram tidak berhenti, jari itu bergetar semakin liar, Putting susunya juga di jilat cepat. Tubuh Santi mengejang, Santi menjerit histeris, pantat indahnya terangkat, mengejang lalu jatuh terduduk kembali.

Rasa nikmat yang baru pertama kali di rasakannya. Nafasnya masih memburu, di sertai degup jantungnya yang cepat. Bram pun menciumi bibir indah Santi “bagaimana sayang, kamu merasa nikmat..” tanyanya. Santi tak bisa menjawab pertanyaan itu, dia hanya diam pasrah.

Tangan Bram lalu melepas celana dalam pink Santi yang telah basah itu. Bram melihat bukit kemaluan Santi dengan bulu bulu tispis. Dengan dua jarinya, bibir tebal vaginanya di kuak lebar oleh Bram. Santi mengerang. Lidah Bram menjulur, menjilati klitorisnya. Lagi lagi Santi mengerang nikmat.

Jilatan lidah Bram di klitorisnya terus membangkitkan nafsu birahi Santi sebentar saja, Gadis itu telah kembali birahi. Santi terus mengerang kenikmatan. Pengaruh obat perangsang itu begitu kuat. Lendir vagina Santi mengalir terus. Dan tubuhnya kembali menegang. “ahh… enak… ahhh ahhh..enak..” erangnya.

Lidah Bram terus bergerak menyapu klitoris, dan membawa Santi kembali mengejang kerena orgasme. Tubuhnya kembali lemas.

Saat itu Dodi sudah berdiri, dan melihat tubuh bugil Santi terduduk lemas di atas Sofa. Santi yang melihat Dodi tiba tiba, berusaha menutupi bagian tubuhnya yang terbuka dengan roknya. Tapi Bram menarik rok itu. “Dodi buka celana eloe “perintah kakaknya. Dodi pun melakukan apa yang di suruh kakaknya.

Penis Dodi telah tegang. Dodi mendekati Santi. “San, jilatin k-*-*-t-*-l nya. Santi menolak “tidak, aku tidak bisa “. “ayo di coba, nanti aku jilati lagi m-*-m-*-k eloe “rayu Bram. Tapi Santi tetap menolak. Bram hanya tersenyum.

Tiba tiba, Bram mengangkat tubuh Santi, dan memangkunya. Tubuh Santi terasa lemah, dia tak banyak melawan. Dan kedua kakinya di buka lebar oleh Bram. “Dodi, sekarang eleo bisa e-*-t-*-t-in Santi “kata Bram sambil tertawa. Santi meronta dalam pangkuan Bram, tapi dia seperti kehilangan tenaga. “jangan.. tolong jangan…” ibanya

Dodi semakin mendekat tubuh muda itu, Dodi menatap, wajah cantik Santi, dan kepala penisnya sudah menempel di bibir vaginanya. Santi memejamkan matanya, dan dia bersuara lemah “tolong.. jangan, jangan Dodi… “ibanya. Penis Dodi perlahan mendesak masuk, membuka belahan vagina Santi. Santi meringis, Penis itu bergerak masuk lebih dalam. “ahhh.. sakit.. tolong hentikan..” erang Santi, ketika penis Dodi, telah masuk seluruhnya dalam liang Santi.

Dodi pun menikmati, jepitan erat vagina Santi. Dia mulai mengoyang, menarik keluar batang penisnya, dan mendorong masuk kembali dengan cepat. Santi mengerang, setiap kali penis Dodi, menusuk liang vaginanya. Dari belakang, tubuh Santi di peluk erat oleh Bram, yang meremas remas buah dada muda itu.

Gerakan Dodi pun makin lama semakin liar. Penisnya terus bergerak keluar masuk, membuat Santi terus menerus, mengerang ke sakitan. Dodi tak peduli yang di rasakan hanya nikmat tubuh muda Santi. Penisnya terus bergerak keluar masuk. Gerakkan Dodi semakin cepat, menghentak hentak keras, dan tiba tiba menekan habis batang penisnya dalam liang vagina Santi. Dia Diam.

Saat itu, Santi merasakan cairaan hangat sprema Dodi, telah memenuhi vaginanya. Perlahan Dodi, mencabut batang penisnya, dan sebagian dari spremanya keluar dari liang vagina Sani, berserta darah perawan Santi.

Bram, melepaskan pelukkan-nya. Dan membiarkan Santi terkulai lemas di atas Sofa. Bram sambil tersenyum membuka kancing celana blue jean belelnya, perlahan resleting celana itu di turunkan, Bram melepas celananya, penisnya yang lebih besar dari Dodi, telah tegak mengacung.

Tangan Bram, menarik tubuh Santi, sehingga kembali terduduk. Bram menyodorkan penis itu tepat di depan mulut Santi. “kulum k-*-*-t-*-l gua “pintanya pada Santi. Santi membuang muka “aku gak bisa…” katanya. Jari Bram, menyentuh vagina Santi, satu jarinya menerobos masuk, liang vaginanya. Santi mengerang “ahh perih..”.

“ayo, sayang.. coba jilat.. “pinta Bram, terus mendesak kepala penisnya ke wajah Santi. Santi meronta. Dan tiba tiba, dua jari Bram mendesak masuk ke liang vagina Santi. “ahhh … sakit…. jangan… “erangnya. “kalau gitu, eleo jilat dan kulum k-*-*-t-*-l gua, kalau gak tiga jari gua masuk ke lobang m-*-m-*-k eleo “ancam Bram.

“jangan jangan.. saya jilat..” kata Santi, lalu menjulurkan lidahnya menjilati ujung penis Bram. “ohh.. enak juga lidah eleo sayang..” erang Santi. Santi tak berani berhenti, perlahan Bram mulai menekan masuk penisnya ke mulut Santi. Santi meronta, tapi tangan Bram memegang erat kepalanya. Dengan terus mendorong dorong batang penisnya di mulut Santi.

Sekarang Santi tak bisa lagi menolak, penis itu mulai bergerak cepat di dalam mulutnya, maju mundur dengan cepat, disertai dengusan nafas Bram yang penuh dengan nasfu.

Dodi pun tak ketinggalan, dia duduk di sebelah Santi, dan memainkan buah dada, Santi, meremasnya, menjilatnya, dengan penuh nafsu.

Setelah penis itu cukup lama bergerak, dalam mulut Santi, sekarang Bram mengarahkan penisnya ke liang vagina Santi. “jangan.. sudah… jangan tolong..” Santi mengiba iba. Tapi Bram tak peduli, penisnya terus mendekat ke liang vagina Santi. “ahhh.. sakit… jangan… sudah.. “rintih Santi. Penis Bram sudah menancap di liang vagian Santi.

Penis Dodi pun sudah kembali tegang, dan kini Dodi berusaha, memasukan penis itu di mulut Santi.

Santi meronta, tapi Bram meremas buah dadanya keras, “sakittt.. ahhh … sakit..”.erangan Santi terdengar keras. “buka mulut eloe, isep k-*-*-t-*-l Dodi, cepat.. “bentak Bram. Mau tak mau Santi membuka mulutnya menerima penis Dodi.

Akhirnya tubuh Santi harus menerima penis kakak beradik itu. Satu mengaduk aduk vaginanya, satu menyodok nyodok mulutnya. Gerakkan penis Bram kasar, bergerak cepat di liang vagina milik Santi. Santi tak hentinya mengerang kesakitan. Penis itu bergerak cepat, rasa perih dan panas melanda vaginanya.

Gerakan penis itu semakin cepat, sampai akhirnya memuntahkan spermanya di liang vagina Santi. Sedang satu penis lagi masih bergerak cepat di mulutnya, siap menembakkan spermanya. “ahhh.. gua udah mau keluar… “erang Dodi. Tubuh Dodi mengejang. Dan sperma itu tertampung di mulut Santi.

Perlahan Dodi menarik penisnya keluar dari mulutnya, Santi berusaha memuntahkan sperma itu, dari mulutnya. Dan kedua kakak beradik tertawa melihat Santi.

Dengan tubuh yang lemah, Santi berusaha memakai pakaiannya, Perlahan dia memakai celana dalamnya, roknya, dan bajunya. “loh, koq sudah pakai baju, emang eloe sudah puas, sayang..” seloroh Bram. “saya, mau pulang..” pintanya.

Santi berusaha berdiri, lalu berjalan, dia berjalan sempoyongan. Tapi Bram, menarik tanganya, dan membawanya ke kamar. Santi meronta, tapi tenaganya lemah sekali. Dan Bram mendorong, tubuh lemah Santi hingga terbaring di kasur ranjangnya.

Bram kembali menindih tubuh Santi. Membuka bajunya, dan melumat buah dadanya dengan nafsu.

“tolong… sudah, saya sakit… jangan.. tolong..” erangnya. Bram tersenyum, penisnya tampak sudah tegang lagi. Bram bermain cepat, rok santi di singkapnya ke atas, dan celana dalamnya di singkap ke samping. Penis besarnya langsung melesak masuk ke vaginanya yang terlihat memar kemerahan. Santi kembali menjerit dan terdengar keras.

Vaginanya di paksa menerima penis Bram. Bram pun kembali memperkosa dengan penuh nafsu, dan goyangannya semakin kasar. Santi terus mengerang kesakitan. Tangan Bram pun meremas remas buah dada Santi. Dan tubuh Santi terus di dera rasa sakit.Erangan Santi semakin terdengar lemah.

Penis Bram masih terus mengaduk aduk vagina Santi yang terluka. Sampai penis itu terpuaskan. Bram melepas seluruh hawa nafsunya. Vaginanya kembali di penuhi sperma Bram.

“Dodi, eloe masih mau..” tanya kakaknya. Dodi mengeleng. “kalau gitu, kita antar dia pulang oke “kata Bram. Bram bersiap kembali, memakai pakaiannya kembali. Lalu membawa tubuh Santi yang setengah pingsan itu, ke dalam mobilnya.

Mobil berjalan, kencang, dan berhenti tepat di depan sekolah Santi. Suasana tampak sepi, Tak ada seorang pun terlihat disana. Mereka pun melepaskan Santi di sana.

Dan tubuh lemah Santi pun jatuh terduduk di pinggir jalan, depan sekolahnya.

Mobil Dodi segeara meluncur cepat, meninggalkan tubuh lemah Santi begitu saja.

Dengan sisa tenaganya Santi berjalan tertatih tatih masuk kegedung sekolahnya. Dia berjalan ke belakang, di mana di situ ada gudang. Santi masuk kegudang itu. Dia duduk di sebuah kursi tua.

Dari dalam tas sekolahnya dia melihat ke layar HP,nya sudah jam 1.00 malam. Untuk pulang ke rumah dia tidak berani. Santi berusaha tenang, walau seluruh tubuhnya terasa sakit. Tulang tulangnya seperti lepas.

Tanpa terasa, Santi mulai terlelap karena lelah. Suara anak anak SMU, yang baru tiba di sekolah itu, membangunkan Santi. Santi kembali melihat layar Hpnya lagi. Waktu sudah menunjukkan puluk 6.50 pagi. Santi diam, menunggu, dia menunggu bel tanda masuk berbunyi.

Tepat pukul 7.00 bel berbunyi. Santi masih diam. Setelah lewat beberapa saat, dan yakin seluruh murid sudah masuk kelas.

Santi memberanikan diri keluar dari gudang itu. Walau rasa nyeri masih mendera vaginanya. Dia berusaha berjalan dengan cepat, hingga keluar dari gedung sekolahnya dan langsung menuju ke rumahnya dengan mengunakan jasa kendaraan umum.

>>>

Setibanya di rumah, Santi berjalan mengendap endap, memasuki rumahnya. Dia berjalan terus dan masuk ke kamarnya. Berhasil, yah.. Santi telah tiba di kamarnya.

Tiba tiba suara ibunya memanggilnya “Santi.. dari mana saja kamu ? “. “eh anu, Santi belajar di rumah teman bu..” jawabnya.

“kamu, jangan bohong sama ibu yah.., kalau ayah kamu tahu kamu bisa di pukul tahu.” hardik ibunya. “ayah, ayah saya sudah meninggal bu, suami ibu bukan ayah saya..” kata Santi dengan nada tinggi. “Santi apa apaan kamu bicara seperti itu, walau dia ayah tiri kamu, tapi dia yang biayain hidup kita, apa kamu mau jadi gelandangan, jadi pelacur di jalanan..” bentak ibunya, Santi menatap wajah merah ibunya, “jadi pelacur, mungkin bu, kalau ibu mengharapakan Santi jadi pelacur …” kata Santi.

“kurang ajar “kata ibunya…PLAAKK!! Satu tamparan ibunya mendarat di pipinya. Santi terjatuh dan berbaring di ranjang. Sambil menutup mukanya dengan bantal, gadis SMU ini menangis. Ibunya yang masih emosi, pun tak bisa berbuat apa apa, ada rasa sesal di hati ibunya, telah menampar buah hatinya sendiri. Dia memilih untuk tidak berkonfrontasi lebih lanjut dengan putrinya, lalu keluar dari kamar Santi.

Santi terlelap, saat dia bangun, saat waktu telah sore, Santi bergegas ke kamar mandi, dia membuka pakaiannya, dan di selangkangan celana dalamnya dia melihat bercak bercak, darah yang telah mengering. Air mata Santi meleleh. Dalam hati Santi memaki maki kakak beradik yang telah menghancurkan hidupnya ini.

Santi menyiram tubuhnya dengan air dingin, dia mandi sebersih bersih, membasuh vaginanya, yang masih terasa sakit dan pedih. Kemudian setelah selesai membersihkan tubuhnya, dan mengenakan baju tidurnya, dia kembali ke kamarnya.

Santi, duduk di depan meja belajarnya, pikirannya mumet. Bagaimana kalau saya hamil ?. apa yang harus saya lakukan ?

Tiba tiba ayah tirinya. seorang pria berumur 50 tahunan, berbadan tegap itu, masuk ke kamar Santi. Seperti biasa, Santi tampak acuh dengan ayah tirinya. “Santi, kamu tidak boleh begitu dengan ibu kamu, kalau kamu ada masalah, coba bicarakan sama ayah, ayah pasti bantu kamu, sayang” kata ayah tiri Santi, sambil membelai belai rambut Santi.

Santi menatap wajah ayahnya. Mata Santi jelas melihat mata ayahnya nanar, menatap belahan dadanya dari lobang leher kaos t-shirt yang di gunakannya. Dasar buaya, maki Santi dalam hati, sambil berdiri. “Santi tidak ada masalah, kemarin, saya kemalaman belajar di rumah teman, jadi tak berani pulang “ujar Santi.

“oh, kalau begitu, tak apa apa, baiklah..” kata ayah tirinya. Santi hanya diam menatap ayahnya. “oh yah, lain kali, kalau mau nginap, telpon dulu, biar ibumu gak kawatir.” Kata ayahnya lagi. “baik ayah “kata Santi. Dan ayahnya pun keluar dari kamar tidur Santi.

Santi masih merasakan sakit di vaginanya, dan masih terasa pedih. Dia berjalan keluar kamar, mengambil es batu dari lemari es, dan kembali masuk ke kamarnya. Dia mengunci pintu kamar tidurnya. Lalu berbaring di atas ranjangnya, dan membuka celana dalamnya. Santi teringat es batu bisa menghilangkan rasa sakit.

Santi membuka lebar kakinya dan di tempelkan es batu tsb ke vaginanya. Pertama rasa dingin itu membuat vaginanya terasa pedih, namun semakin lama rasa pedihnya hilang. Santi terus melakukan itu, untuk mengurangi rasa sakit di vaginanya.

Sampai akhirnya Santi terlelap. Dan tertidur dalam mimpinya. Rasa senang, nafsu, takut, marah dan sedih, tertuang dalam mimpinya.

>>>>>>>>…..

“ha.. Bram, bagaimana kamu bisa kemari “kata Santi yang tiba tiba melihat Bram ada di kamarnya. Bram hanya tersenyum, lalu dia menjilati vagina santi yang terbuka. Santi ingin menjerit, tapi suara tak ada yang keluar. Lidah Bram terus mengaduk aduk vaginanya, membuat Santi menjadi birahi.

Lidah itu demikan lembut menstimulasi klitorisnya, sehingga Santi mengejang dan orgasme. Tubuh Bram kemudian berada di atas tubuhnya, dengan penis besarnya telah berada dalam tubuhnya. Santi merasakan nikmat sekali, atas apa yang di lakukan Bram

Santi dengan mata terpejam,mengejang, tubuhnya bergoyang, menerima perlakuan Bram.

“dasar, pelacur murahan “terdengan suara ibunya. Santi membuka matanya, terlihat ibu dan ayah tirinya. Ditangan ayah tirinya terdapat sebatang rotan. “pak, pukul dia, anak kurang ajar..” hardik ibunya. Ayah tirinya segera mengayunkan rotan di tangannya. Santi menjerit, melengking ke sakitan.

>>>>>>…

Dia terbangun dari tidurnya, dengan peluh membasahi tubuhnya.

>>>

Santi terduduk di ranjang, matanya melirik jam weker yang ada di meja belajarnya. 5.30 pagi. Santi berjalan ke kamar mandi. dia baru teringat, dia tidur tak memakai celana dalam, dia berjongkok, hendak buang air. Ketika tanganya menyentuh vaginanya, terasa lendir membasahi vaginanya, Santi pun merasakan nikmat.

Jarinya bermain di vaginanya sendiri. Birahinya terangkat. Makin cepat jarinya memainkan klitorisnya, semakin nikmat pula yang dirasakannya.

Jari jarinya juga masuk ke liang vaginanya, terus dan terus. Santi terus bermasturbasi, sampai tubuhnya mengejang di kamar mandi itu.

Setelah itu dia mandi, dan kembali mengenakan seragam sekolahnya, putih abu abu.

Setelah selesai sarapan pagi, Santi meraih tas sekolahnya, dia berpamitan pada ibu dan ayah tirinya. Santi berjalan dengan langkah gontai ke sekolahnya. Dengan pikiran yang kacau balau.

Saya sudah tak perawan, aduh gimana nih, apa mesti lapor polisi, saya diperkosa, saya malu akan jadi berita di koran, aduh bagaimana kalau saya hamil. Kenapa saya bermasturbasi. Tapi ada kenikmatan disana. Segala macam pikiran, menghantuinya.

Tapi Santi harus tegar dan berani menerima keadaan ini..

Kupu Kupu malam - 02

Di kelasnya, Santi sama sekali tak bisa berkonsentrasi. Pikirannya masih kacau, apa yang di terangkan gurunya tak ada yang masuk dalam memorynya. Santi hanya diam, walau matanya menatap lurus ke depan, dimana gurunya sedang menerangkan rumus matematika, tapi pikirannya kosong melopong.

Saat istirahat, Santi melihat, Gina dan Lala. Dua orang gadis ini, terkenal dengan kenakalannya. Mereka suka menjajakan diri kepada om om yang berkantong tebal. Santi pernah berselisih dengan Gina. Saat itu Santi memaki maki Gina. Santi mengumpat Gina, perek, pecun dan sebagainya.

Tapi saat ini Santi sepertinya butuh pertolongan Gina. Dengan memberanikan diri Santi menghampiri Gina dan Lala. Belum sempat Santi berbicara Gina telah menghardiknya. “eloe jangan dekat dekat sama gua, eloekan anak alim, anak baik baik, gua ini perek, jadi eloe lebih baik pergi sana, jauh jauh..”.

“Gina, gua mau minta tolong “kata Santi. “minta tolong.. anak alim, mau minta tolong sama perek.. “kata Gina. Santi menatap Gina, lalu berkata “maaf, kalau eloe masih dendam masalah dulu, tapi tolong, gua butuh bantuan eloe..”. Gina tersenyum “ha.. coba gua pikir pikir dulu yah, pantes gak gua bantuin eloe..”

“Gin, sudahlah, ada apa sih San, koq eloe serius gitu “ujar Lala. Santi pun bercerita, setelah Lala dan Gina berjanji akan merahasiakan semuanya. Setelah Santi selesai bercerita, Gina tertawa “jadi eloe takut bunting, setelah di gituin cowok eloe. ha ha ha..”. “Gina, sudah deh.. eloe jangan ngeledekin si Santi terus dong..” kata Lala. “abis lucu sih, katanya anak alim, tahunya doyan juga ha ha ha “ejek Gina lagi.

“Gina… “kata Lala. “oke deh oke, biar gua perek, gua juga masih punya hati, gua bantu eloe deh “katanya. Lalu Gina mengeluarkan Hpnya. Hp, PDA-phone yang mahal dan mendial seseorang. “Halo, Rom, entar praktek gak, gua mau kesana..” kata Gina di Hp nya. Setelah selesai pembicaraan di Hpnya, Gina berkata pada Santi “entar pulang sekolah, eloe cari gua, gua anter eloe ke teman gua..”

“eh eleo dapet dari mana Hp canggih ini “tanya Lala, sambil merebut PDA-phone nya Gina. “dari mana lagi, jual m-*-m-*-k.. lah, dapet duit gua beli tuh Hp, sini hp gua..” jawab Gina, dan mengambil lagi Hp itu dari tangan Lala. “wah, m-*-m-*-k eloe mahal banget “kata Lala lagi. Santi yang mendengar percakapan mereka menjadi risih.

>>>

Setelah pelajaran hari itu usai, Santi segera berjalan, mencari Gina. Gina sudah di atas sepeda motor Supranya. Berbicara dengan Lala. Ketika melihat Santi, Gina berkata “ayo naik..”. Santi pun duduk dibelakang jok motor bebek itu. Gina menjalankan motornya. Hingga tiba di sebuah rumah.

Rumah kecil, yang terdapat plang di depannya. DR ROMI. Gina membawa Santi masuk. Setelah mengetuk pintu, dan mereka di sambut Dr.

Romi sendiri. “halo, Gina sayang, sakit apa loe… “katanya genit, sambil menepuk pantat Gina. Santi menetap Dr Romi, wajahnya ganteng, dan dia masih muda.

“Rom, yang sakit ini gua nih “katanya sambil memegang tangan Dr Romi, dan membawanya ke selangkangannya. Santi hanya terbengong melihat kelakuan mereka berdua. Dr Romi pun meraba raba selangkangan Gina, yang masih tertutup celana dalam kuning mudanya. “udah Rom, malu gua jadinya, tuh pasien baru.. “kata Gina sambil menunjuk Santi.

“oh, nama eloe siapa cantik “sapa Dr Romi, matanya menatap Santi dari ujung rambut, sampai ujung kaki. “Santi.. “jawabnya singkat. Dr Romi menanyakan masalahnya, lalu Gina menceritakannya. “oh, masalah kecil, sini gua suntik “katanya. Dr Romi pun menyiapkan peralatan suntiknya. Dan Santi teleh tengkurap di atas ranjang praktek Dr Romi.

Kemudian, dia menyingkap rok abu abu Santi, menurunkan celana dalam putihnya. Dr Romi menatap pantat Santi. “wah, pantat eleo bagus juga, yah mulus..” katanya seraya mengusap usap pantat Santi. Santi pun hanya diam. Dan Dr Romi pun menyuntiknya dengan obat anti hamil.

Setelah itu,Dr Romi memberinya salep, “nih, olesin di m-*-m-*-k eloe, buat bantu hilangin rasa nyeri.”. Santi pun berterima kasih. Satu masalah telah selesai. “berapa dok ? “tanya Santi. “ha ha ha, untuk cewek secantik eloe, gua gak perlu di bayar..” kata Dr Romi tertawa. Gina pun tertawa “ha ha ha, awas tuh San, dia mulai ngerayu..”

Santi hanya diam, senyum senyum. “malah kalau eleo mau main sama gua, gua yang bayar eloe “kata Dr Romi lagi. Raut wajah Santi berubah, dahi mengerut, bertanya tanya maksud perkataan Dr Romi.

“eh, udah yok kita balik “ajak Gina pada Santi, sambil berdiri. Santi pun ikut berdiri. “koq buru buru “tanya Dr Romi. Gina membisiki sesuatu di kuping Dr Romi. Dan Dr Romi tersenyum, sambil memandang Santi. Tangan nakal Dr Romi pun kembali meremas pantat Gina. Lalu mengeluarkan dompetnya, memberinya dua lembar uang lima puluh ribuan. “nih, buat eloe jajan..”.

Dalam perjalan Santi yang penasaran bertanya pada Gina “Gin, koq Dr Romi gak mau di bayar, malah eloe di kasih duit.. kenapa sih..”. “Si Romi tuh, langganan gua, dia sering n-*-e-*-t-*-t sama gua, sama Lala juga..” jawab Gina. “Gina, jadi eloe serius yah, jual diri..” kata Santi.

Gina memberhentikan motornya di pinggir jalan. Gina menolehkan kepalanya, menatap Santi, lalu berkata “iyah gua serius, loe tahu gak, gua minta ceban ( sepuluh ribu ) aja sama bokap gua susah bener, lihat pantat gua di kobok, gua di kasih seratus ribu, asik gak jadi perek..” kata Gina. Santi melongo “tapi…Gin.. tapi.. “.

Gina mentap wajah Santi, yang terlihat bingung “tapi apa, eloe pikir aja sendiri, gua udah di perawanin cowok gua dulu, gua di tinggal, terus gua mesti gimana dong, kepalang becek, tanggung, mending gua jual diri, dapet enak, dapet duit..”. Santi tak bisa berkata, dia hanya diam menatap temannya itu.

“San, kalau eloe gak percaya, coba eleo cari si Romi, elo n-*-e-*-t-*-t sama dia, lihat eleo di kasih duit berapa sama dia..” kata Gina. “tapi gua gak bisa, Gin, takut..” kata Santi. “takut.. takut apa, eloe udah bolong, udah di suntik anti hamil takut apalagi, yang penting enak dan dapet duit..” kata Gina.

Santi tampak mulai terpengaruh dengan ucapan Gina. “tapi Gin, kalau dia mainnya kasar bagaimana..” tanya Santi. “Selama gua main sama dia, dia gak pernah kasar..” kata Gina. Santi diam menatap Gina.

“San, gua bilangin sama eloe, kalau eloe pake rok, jangan yang kaya gini, pake rok mini kayak gua, cowok gak nafsu liat rok eloe..” kata Gina. “Gua gak biasa Gin, risih pake rok mini..” kata Santi. Gina tertawa “yah, sekarang sih, tapi besok besok, ceritanya akan lain..”.

Gina kembali menstater motornya, dan motor itupun melaju. Gina mengantar Santi pulang kerumahnya.

>>>

Malam itu Santi terus memikirkan kata kata Gina, Sambil berbaring, Santi mengangkat daster tidurnya, dan melepas celana dalam, dia mengolesi salep pemberian Dr Romi, di vaginanya. Tak terasa pedih. tapi yang di rasakan Santi hanya rasa dingin. Jarinya menelusuri vaginanya.

Entah apa yang ada dipikirannya, yang jelas Santi mulai terangsang. Jari jarinya terus bergeser turun naik, memainkan klitorisnya. Liang vaginanya mulai terasa berlendir.

Semakin lama, Santi semakin merasakan nikmat. Sambil menggigit bibirnya, jari Santi memainkan vaginanya sendiri.

Santi terus bermasturbasi, sampai tercapai kepuasan birahinya, dan dia terlelap.

>>>

Esok paginya, Santi masih terus memikirkan kata kata temannya. Santi penuh keraguan. Bagaimana kalau ada yang tahu dia menjajakan dirinya. Apa yang akan terjadi nanti, bagiamana masa depannya.. Semua pikiran itu, terus berkecamuk di hatinya.

“bu, Santi mau sekolah “kata Santi pada ibunya. “yah, hati hati di jalan, jangan nakal yah “jawab ibunya. “bu, Santi belum bayaran, sekarang sudah tanggal sembilan bu “kata Santi. Ibunya menghela nafas “yah sabar ya Santi, ayah kamu belum kasih ibu uang..” jawab ibunya. Santi pun tak bisa berkata lagi, ia lalu berpamitan.

Sampai di sekolah, dia menemui Gina. “Gin, tolong dong gua mau pinjem uang, buat bayaran, nih Hp gua, buat jaminan..” katanya. Gina melihat Hp Santi, lalu menatap wajahnya “elo gila yah, Hp eloe itu, Hp zaman revolusi, di jual aja paling laku goban ( lima puluh ribu ) “kata Gina. “yah, gimana dong, tolong dah “pinta Santi. “nih gua pinjemin, tapi eloe cepet balikin yah “kata Gina memberikan sejumlah uang pada Santi.

Santi menerima uang itu “thanks yah Gin.. “. Lalu Santi segera berjalan. “eh, eloe mau kemana..” tanya Gina. “ke TU, bayaran dulu..” jawabnya.

>>>

Berkali kali Santi di tegur gurunya, karena melamun di kelas, selagi gurunya menerangkan pelajaran hari itu. Dan Santi menjadi bahan ejekan temannya. Waktu seakan akan berjalan sangat lambat. Sampai akhirnya bel tanda berakhirnya belajar mengajar berbunyi. Satu persatu murid keluar dari kelas, menuju rumahnya masing masing. Santi berjalan keluar sekolahnya, bergabung bersama Gina dan Lala.

“Santi, ikut kita yuk, ke mal…” ajak Lala. “eh hari ini enggak deh, gua ada janji “jawab Santi. “ha.. ada janji dia, sama sapa..” ujar Gina, sambil menatap Lala. Lala pun tersenyum. “elo mau tahu aja yah, gua tadi janji sama om om..” jawab Santi. Lala dan Gina tertawa. “om om yang mana..” kata Lala Sambil tertawa.

“udeh deh, gua jalan dulu..” kata Santi meninggalkan Gina dan Lala. Santi berjalan cepat. Dia berjalan menjauh dari gedung sekolahnya. Kemudian menyetop bajaj, dan menaiki bajaj tersebut. Tekat Santi sudah bulat. apa boleh buat, terlanjur basah pikirnya. Bajaj itu tepat berhenti di rumah Dr Romi.

Setelah urusan transaksi dengan tukang bajaj selesai, Santi mengetuk pintu rumah Dr Romi. Pintu terbuka, wanita setengah baya menyapanya “ada apa dik “. “maaf bu, Dokter Romi ada..” tanya Santi. “oh ada, sebentar yah..” jawab ibu itu, sambil menyilakan Santi masuk. Santi pun menunggu di ruang tunggu.

Tak lama Dr Romi keluar. “oh, hai Santi.. ada apa masih sakit.. “tanya Dr Romi ramah. “eh masih, eh anu, eh sakit sedikit..” jawab Santi gugup. Dr Romi tersenyum, “oke oke, biar saya periksa, ayo masuk “ajak Dr Romi ke ruang prakteknya.

Santi duduk di kursi pasien, dengan gelisah. Dr Romi tersenyum melihatnya. “Santi ayo sini, berbaring, biar gua periksa “kata Dr Romi. Santi pun berbaring di ranjang pratek itu. Dr Romi, membuka kancing bajunya, dan menatap dada Santi. Santi memejamkan matanya. Kemudian tangan Dr Romi pun membuka Bra Santi. Selanjutnya Santi merasa geli dan dingin di putting susunya yang imut itu.

Lidah Dr Romi, sedang asik menjilati putting susunya. “ahh… geli.. ahh.. ah.. “erangnya. “oh, indahnya buah dada loe, San..” ujar Dr Romi, lalu meremas lembut buah dadanya. Lidahnya juga terus menjilati putting kecil itu.

Menyusui dengan nafsu, membuat ABG itu terus mengerang. Vaginanya menjadi lembab, Santi mulai terangsang.

Sambil terus memainkan putting susunya, tangan Dr Romi, meraba raba paha putih mulus ABG itu. Tangannya terus merayap sampai ke atas. Tanpa sadar Santi, pun merengangkan ke dua kakinya. Sehingga tangan dr Romi, dengan mudah dapat mencapai selangkangan celana dalam putihnya. “ahhh… ahh… dokter… ahhh “erangnya nikmat.

Dr Romi, melepas lidahnya di putting susu Santi. Sekarang targetnya adalah selangkang Santi. Dia membuka lebar kaki Santi, hidung menempel di selangkan celana dalam Santi, menghirup aroma vaginanya. Tubuh Santi menggelinjang. “ahh dokter.. ahhh saya malu…ahhh…” erangnya. Dr Romi dengan bernafsu menciumi selangkangan celana dalam Santi yang sudah basah itu.

Perlahan, celana dalam itu terlepas dari tubuhnya, kini jelas terlihat vagina muda itu. Dengan bulu bulu lembut di bukitnya. Dua jari Dr Romi membelah bibir kemaluannya, lalu lidahnya menjilati klitorisnya. Tubuh Santi gemetar, jantung berdegup cepat. Rasa nikmat menjalar cepat di seluruh tubuhnya.

“ahhh… ahhh…enak.. ahhh… dokter.. ahh…. “erang Santi semakin membuat Dr Romi nafsu. Lidah itu terus menyapu klitorisnya. Lendir nafsu Santi yang merembes keluar dari liang vaginanya di sapu oleh lidah Dr Romi, dan di telannya dengan penuh nafsu. Santi benar benar di bawa ke puncak birahinya.

Tubuh Santi terus mengeliat. Lidah Dr Romi semakin cepat memainkan klitorisnya. Erang demi erangan, mengiringi Santi yang semakin dekat mencapai puncak birahinya.

“ahh dokter.. ahh Santi ahhh mau pipis… ahh….” erangnya. Dr Romi pun mempercepat gerakan lidahnya. Dan akhirnya tubuh ABG itu mengejang, dan Santi tiba di puncak orgasme.

Tubuh ABG itu kejang kejang sesaat. “Santi elo mau pipis “tanya Dr Romi. Santi mengeleng “engak sih, tapi tadi, rasanya mau pipis..” terang Santi. Dr Romi tersenyum,” itu nama elo sudah hampir orgasme, sudah mau keluar istilahnya..”.

Santi hanya diam saja. “San, kita terus yah “ajak Dr Romi.

Dr Romi pun membuka celananya, dan terlihat jelas penis Dr Romi yang telah ereksi penuh. Penis cukup besar, seperti penis Bram. Dr Romi, mendekatkan penisnya ke mulut Santi. Santi terlihat ragu “ah, gua gak bisa.. Rom..” tolaknya. Dr Romi pun tak memaksa. “kalau gitu gua masukin aja yah..” katanya. Santi menganguk “tapi pelan pelan yah..” pintanya.

Dr Romi pun naik ke ranjang prateknya. Kedua kaki ABG itu pun di pentangkanya. Ujung penisnya di gesek di bibir vagina Santi. Santi kembali menggelinjang. Perlahan Dr Romi menekan masuk ujung penis. “aww… ahh… “jerit Santi pelan.

Dr Romi berhenti sesaat, dan melumat bibir Santi. Santi pun menerima ciuman Dr romi, dan balas dengan ciumannya.

Tanpa terasa, penis Dr Romi, sudah seluruhnya tertanam dalam tubuhnya. Dr Romi mulai menggoyang dengan lembut. “ahhh… ohhh… Romi… oh… ahh… “erang Santi. Penis itu terus bergerak, lambat laun gerakkan maju mundur penis Dr romi membuat Santi, kembali birahi.

Santi pun mulai bisa menerima nikmatnya gesekan penis. Dr Romi pun tahu cara membahagiakan wanita. Penisnya terus bergerak keluar masuk dengan lembut.

Dr Romi pun melumat bibir Santi dengan lembut. Kadang Dia berbisik di telinga Santi memuji muji Santi, yang tentu saja membuat Santi semakin hanyut, dalam birahi.

Saat saat birahi Dr Romi mendekati puncaknya dia mulai bergerak cepat. Penis itu bergerak lancar di liang Santi, yang telah sangat berlendir itu. Dr Romi semakin terengah engah dalam kenikmatannya. Santi mengigit bibirnya, walau merasa nikmat, Santi tak sepenuhnya menikmati penis itu.

Akhirnya sprema Dr Romi membasahi vaginanya. Dr Romi berhasil mencapai puncaknya.

Mereka berdua pun segera membersihkan dirinya. Lalu berpakaian kembali. “Santi, gua orang kedua yang n-*-e-*-t-*-t sama elo yach “tanya Dr Romi. “ehm, orang ketiga, gua di paksa si Bram, sama si Dodi “jawab Santi. Dr romi mangut mangut. “”lalu rencana elo apa selanjutnya ? “tanya Dr Romi. Santi menggeleng “enggak tahu juga “.

“kenapa loe gak tuntut, mereka “tanyanya. “gak mau, entar gua jadi berita, makin malu aja, lagian dia orang anak orang kaya “jawabnya. Dr Romi hanya diam “eh Santi, nih buat elo..” kata Dr Romi, dan memberinya uang sebanyak satu juta rupiah.

Santi menerima uang itu dengan gembira. “Romi, terima kasih yah..”.

“Kalau elo perlu uang, elo boleh kemari “kata Dr Romi lagi. “yah, terima kasih yah “jawab Santi. Santi pun pamit. Dr Romi pun mengantarnya sampai depan pintu rumahnya.

Santi pun terus berjalan, mencari kendaraan roda tiga, untuk pulang kerumahnya.

Santi berpikir, enak juga yah, dapet duit, dapet kenikmatan. Benar kata Gina pikirnya.

Seumur hidup baru kali ini dia punya uang satu juta.

Yah, karena uang satu juta itu, akan membuat Santi, terperosok lebih dalam lagi, masuk ke lembah hitam, dunia prostitusi.

>>>

“Gina, nih gua bayar utang gua “kata Santi sambil memberikan Gina uang dua ratus ribu rupiah. Santi mengembalikan pinjamannya pada Gina. “lunas yah “katanya. “eh elo dapet duit dari mana nih.? “tanya Gina. “he he he, dari mana lagi, jual m-*-m-*-k lah “jawab Santi. Gina melongo. “loe serius San ?. Santi tersenyum, dan mengangguk.

Jam 9.10 pagi itu Hp butut Santi berbunyi, “halo “jawab Santi. “Santi, entar pulang sekolah bisa ke rumah gua yah, ada yang mau kenalan sama elo “kata Dr Romi. “ha, siapa..” tanya Santi. “yah elo kemari dulu dah…” jawab Romi, membuat Santi penasaran. “oke deh, entar gua ke sana yah..” kata Santi. Hari itu Santi juga tak berkonsentrasi dalam pelajarannya. Gurunya sempat menegurnya, tapi tampaknya Santi cuek saja.

>>>

“San, ada yang mau main sama elo, orangnya tajir, elo mau gak ? “tanya Dr Romi. Setelah Santi berada di rumah Dr Romi, sepulang dari sekolahnya. “siapa orangnya ? “tanya Santi penasaran. “teman gua, orangnya baik koq “terang Dr Romi. “mana orangnya “tanya Santi. “entar lagi dateng “jawab Dr Romi.

Santi menatap Dr Romi “koq enggak elo aja sih yang ajak gua main “tanya Santi.

“elo gak bosen main sama gua terus ? “Dr Romi balik tanya. Santi mengeleng.

“San, gua mau lihat celana dalam eloe “kata Dr Romi. Santi tersenyum, lalu dia mengangkat rok abu abunya, dan memperlihatkan celana dalam kremnya. Tangan Dr Romi segera meraba selangkangan celana dalam Santi.

Santi mundur selangkah “ah, jangan entar gua jadi nafsu, elo kan gak mau main sama gua “katanya protes. “gua bukan gak mau main sama elo, tapi teman gua minta, gua cariin cewek buat dia..” terang Dr Romi. Tiba tiba Dr Romi memeluk Santi, dan menciumi bibirnya, tangan Dr Romi juga meraba raba selangkangan celana dalamnya. Tentu saja, semua perlakuan ini, membuat birahi Santi naik.

Tiba tiba, terdengar ketukan di pintu ruang prateknya. Dr Romi melepas pelukkannya, dan membuka pintu kamar prakteknya. “Jo, sini masuk, kenalin nih, Santi “sapa Dr Romi. Johan, menatap tubuh sexy Santi, sambil mengulurkan tangannya “Johan “katanya sambil tersenyum manis. Santi pun menyambut uluran tangan itu “Santi “, sambil menatap Johan, yang berumur, 32 tahun itu. Mereka pun berbincang bincang.

Johan menatap Dr romi, matanya mengedip sebelah, memberi tanda. Dr Romi pun berbisik di telinga Santi “san, gimana, mau gak ke hotel sama Johan..” tanya Dr Romi.

Santi tersenyum, dan mencubit lengan Dr Romi. Yah itu kata lain dari mau. Akhirnya Johan menjadi customer Santi yang kedua.

“Jo, tolong yah, mainnya yang halus yah, dia pacar gua nih “kata Dr Romi. Santi pun mencubit genit lengan Dr Romi lagi. “Jangan takut, gua pria lembut koq “kata Johan, sambil membimbing Santi memasuki mobilnya.

Mobil itu berjalan, membawa Santi dan Johan, menuju sebuah motel. Di mobil mereka pun berbincang bincang. Berbicara seputar soal sex. Dan Santi pun tanggap menjawab pertanyaan Johan. Mereka cepat menjadi akrab. Terlihat sesekali Johan mencium pipi Santi, juga meraba raba paha Santi. Akhinrya mobil itu tiba di motel tujuan Johan.

Mobil bergerak, memasuki motel, setelah, bell boy, menutup pintu rolling door, dan mereka pun masuk ke motel itu.

Mereka berpelukan,ciuman. Santi pun bisa mengimbangi ciuman ciuman Johan, walau johan tak seganteng Dr Romi, tapi Santi menikmati ciuman Johan. Tampak tangan Johan pun meremas remas pantat Santi. Lidah Johan juga menjilati leher Santi, yang membuat tubuhnya mengelinjang, geli dan nikmat.

Johan mengambil tempat di Sofa, membuka celananya, dan penis besarnya mencuat keluar dari kolornya. Dia meminta Santi Jongkok. untuk mengulum penisnya. “ah, saya gak bisa itu..” protes Santi. “ah.. gak apa, ayo coba saja.. jilat dulu..” rayu Johan. Santi hanya diam menatap Johan.

“ayo, sayang.. nanti gua tambahin tip buat elo.. ayo jilat saja..” rayu Johan lagi.

Santi pun terpaksa melakukannya, padahal dia tidak suka. Perlahan lidahnya menjulur, menjilati batang penis Johan. “oh, yah gua suka lidah eloe, terus jilat “erang Johan. Santi pun menjilati terus batang penis Johan.

Kadang, Santi memakai tanganya, mencoba mengocok batang penis Johan. Tapi Johan menolak “jangan pakai tangan sayang, pakai mulut eloe “. Santi pun menurut, lalu mulai lagi menjilati batang penis Johan. “Kulum, sayang, elo gak suka sama k-*-*-t-*-l gua yah “kata Johan. Santi pun berusaha tak mengecewakan pelanggannya. Santi pun membuka mulut mengulum penis Johan, yang semakin tegang.

Sambil memegang kepala Santi Johan juga menggerakkan penisnya keluar masuk mulut Santi. Johan mengerang, kenikmatan. Cukup lama waktu yang di perlukan hingga penisnya memuntahkan isinya. Santi terbatuk, dan menumpahkan sperma Johan. “Johan hanya tersenyum, melihat Santi.

Setelah beberapa saat, Johan berkata “San, ayo dong buka baju eloe “. Santi pun mulai membuka baju dan roknya. Santi masih berdiri di depan Johan. “loh koq….buka bh sama celana elo dong..” kata Johan Lagi. Santi pun semakin tak menyukai gaya main Johan. Tapi apa boleh buat. Dia melepas Bra dan celana dalamnya.

Johan menatap nafsu tubuh perek ABG itu, “San, sini dong duduk sini “katanya. Santi pun menurut duduk di samping Johan. Johan melumat bibir Santi, dan tangannya meraba raba, buah dada Santi. Santi mengerang, rabaannya agak kasar, tapi dia harus menerimanya. Puas dengan buah dadanya, tangan Johan berpindah, sekarang selangkangan Santi, di raba rabanya.

Jari Johan tiba tiba masuk dalam liang vaginanya. “ahhh… sakit.. pelan pelan “erangnya. Johan hanya tersenyum., tapi jari itu tetap berada di liangnya, merasakan hangat liang vagina ABG itu. Jari itu perlahan bergerak keluar masuk. Santi pun mengerang, perlahan nafsunya bangkit. Jari Johan bekerja giat di liang vaginanya, sementara Johan melumat bibir Santi dengan nafsu.

Liang vagina Santi menjadi basah, memudahkan jari Johan bergerak dengan lancar. Santi mengerang nikmat. Johan menghentikan gerakan jarinya, dia membimbing Santi ke ranjang. Santi terbaring tengkurap, dengan kakinya di buka lebar oleh Johan.

“ahhhggg…. “erang Santi ketika liang Vagina terisi penis besar Johan. Johan menggerakan Batang penis keluar masuk liang vagina Santi. Santi memejamkan mata, tangannya mencengkram bantal, kepala penis Johan bergerak liar di liang vaginanya.

“ahhh.. pelan pelan.. ahhh… “erang Santi.

Penis Johan terus bergerak keluar masuk, Johan tampaknya sangat bernafsu main dengan gadis muda ini. Dia bertahan cukup lama. Sedang Santi tak sepenuhnya bisa menikmati permainan Johan. Dia hanya pasrah, dan berharap Johan segera ejakulai. Tapi Johan cukup bertahan. Penisnya terus mengobok obok liang vagina ABG itu. Sambil terus mengerang kenikmatan.

Akhirnya, setelah hampir setengah jam, Johan menikmati tubuh Santi, penisnya terasa segera akan muntah. Johan mempercepat gerakan tubuhnya. Santi semakin mengerang. “ahhh, aghhh ahhhhh….”. Penis Johan tertanam dalam dalam, lalu penis itu menumpahkan spermanya. Santi merakan panasnya cairan Johan dalam tubuhnya. Johan terkulai lemas. Begitu juga dengan Santi, yang merasakan lelah melayani Johan.

Setelah berbaring sesaat, Santi masuk dalam kamar mandi.. Santi terangsang, tapi tak bisa sampai pada puncaknya. Ada kekecewaan di hati Santi. Tangan meraba vaginanya, dengan sisa sisa sperma Johan, Santi menstimulasi sendiri Klitorisnya. Dia mengerang pelan, merasakan nikmat di klitorisnya.

Santi terus merangsang dirinya sendiri, mencari kepuasan. Akhirnya Tubuhnya mengejang, dan Santi orgasme, karena bermasturbasi. Setelah itu dia membasuh vaginanya. Lalu berpakaian kembali, dan keluar. Santi duduk di Sofa.

Johan pun mengantar Santi pulang setelah membayar tubuhnya. Santi menerima se jumlah uang dari Johan, sambil mengucapkan terima kasih.

Malam itu di rumahnya, Santi berada di meja belajarnya. Menghitung uang yang diperolehnya, dari hasil menjajakan dirinya, selama beberapa hari terakhir ini. Sambil tersenyum, dia berkata dalam hati, “aku bisa beli apa yang aku mau, tak perlu lagi mengharapkan ayah tiriku itu “

Santi telah merubah jalan hidupnya…

Kupu Kupu malam - 03

Esok hari, Santi kembali mengunjungi rumah Dr Romi. Dia hendak menceritakan pengalamannya main dengan temannya Johan.

“payah, Rom, si Johan mainnya gak enak “keluh Santi. “yah gimana, yang pentingkan eloe di bayar, dapet duit yah enggak “ujar Dr Romi. Santi dia menatap Dr Romi. Dr Romi tersenyum “gua tahu deh, eloe gak puas yah kemarin “kata Dr Romi, sambil meraba bokongnya. “i ih “suara Santi terdengar genit.

Dr Rom tiba tiba mencium bibirnya “mau main sama gua ngak, tapi gratis yah, gua lagi bokek nih “. Santi tersenyum saja. Tangan Dr Romi pun meraba dada Santi. Dan Santi semakin merapatkan tubuhnya ke tubuh Dr Romi. Mereka pun duduk di pinggir ranjang praktek Dr Romi.

Tangan Dr Romi meraba raba paha mulus ABG itu, Santi terus naik ke selangkangan celana dalam pinknya. Santi mulai mendesah, merasa birahi mulai, meningkat drastis. Jari Dr Romi bergetar, di selangkangan celana dalamnya, membuat selangkangan celana dalamnya menjadi lembab. Dr Romi jongkok, sehingga mukanya tepat berada di depan selangkangan celana dalam Santi.

Tangan menyibak, celana dalam pink itu, lalu lidahnya menjilati klitoris ABG itu. “ahhh, ahhh…” erang Santi kenikmatan. Satu jari Dr Romi pun bermain di dalam liang vaginanya, bergerak keluar masuk, membuat tubuh Santi semakin di dera rasa nikmat, yang tak bisa di tahannya. Saat lidah Dr Romi bergerak nakal, yang membuat klitoris Santi semakin membesar. Tubuhnya pun mengejang.

“ahhh … Rom.. aku gak tahan lagi…” erangnya. Tubuhnya mengejang sesaat, lalu terlemas. Santi berhasil mendaki puncak kenikmatannya. Dr Romi pun kembali menciumi bibir Santi, Santi pun menerima cumbuan dari Dr Romi. Cumbuan itu membuat birahinya sedikit menjadi naik lagi.

Dr Romi mulai membuka kancing celananya, dan menurunkan resleting celananya. Penisnya tampak tegak. Dengan menyibak celana dalam pink Santi, penis itu bergerak masuk ke liang vagina Santi. “ahhh, ahh, terus Rom.. ahh “erangnya menikmati penis Romi yang tengah mengisi ruang ruang di liang vagina Santi.

Penis itu bergerak keluar masuk liang vagina Santi. Santi sangat merasakan batang penis Romi, mengesek dinding liang vaginanya. Baru kali ini Santi merasa begitu nikmat dalam, bersenggama. Santi terus mendesah desah menikmati gesekan batang penis Dr Romi di liang vaginanya. Liang vagina terus merembeskan cairan pelicin, karena birahi yang terus meningkat.

Nikmat gesekan penis itu, membuat tubuhnya mengejang, dan berakhir dalam kenikmatan.

Santi memeluk erat tubuh Dr Romi, dan tubuh itu mengejang dalam pelukan Dr Romi. Saat kemudian, Dr Romi pun melepas spermanya dalam liang hangat vagina Santi. Perlahan penis itu keluar, dan meninggalkan seluruh isinya, dalam liang vaginanya. Santi merapikan celana dalamnya.

Saat yang sama pintu ruang kamar itu di ketuk seseorang. Setelah mereka merapikan pakaian mereka, Dr Romi membuka pintu ruang prakteknya. “maaf dok, ada pasien “kata pembantunya. “Oh baiklah “kata Dr Romi. Sambil melepas Santi, pulang kerumahnya. “makasih yah Dokter, saya sudah lebih baik sekarang “kata Santi. “oke yah, di minum obatnya yah “jawab Dr Romi, sambil tersenyum

Dr Romi pun menyambut pasien yang sedang menunggunya di ruang tunggu.Santi berjalan pulang kerumahnya, selangkangannya terasa tak nyaman, karena basah oleh sperma Dr Romi. Santi pun terus mempercepat langkahnya, sambil matanya mencari kendaraan umum, untuk mengantarnya ke rumahnya.

>>>

Begitu tiba di rumahnya, Santi segera mengambil handuk dari kamarnya, lalu masuk ke dalam WC. Dia segera membersihkan tubuhnya. Santi membasuh vaginanya, membersihkan sisa sisa sperma Dr Romi, yang tertinggal dalam liang vaginanya.Santi mandi, dengan guyuran air dingin, yang akan membuat tubuhnya segar dan bersih.

Sehabis mandi sore itu Santi tiduran diranjangnya, kemudian terdengar pintu kamar tidurnya di ketuk, “yah masuk bu, tidak di kunci koq “kata Santi yang mengira pintu itu di ketuk oleh ibunya. Pintu terbuka, tapi yang masuk ayah tirinya. Santi segera bangkit, dan merapikan baju tidurnya. Lalu Santi duduk di depan meja belajarnya.

Ayah tirinya lalu berdiri di sampingnya,”Santi, kamu banyak berubah sekarang, ke sekolah pakai rok mini, juga sering pulang malam, masa pulang sekolah jam 7.00 malam, ada apa dengan mu? “tanya ayahnya. Santi menatap ayah tirinya, lalu dia menjawab belajar dirumah teman.

Ayahnya tersenyum,”Santi,ayah tahu kamu bohong,ayah sayang sama kamu,walau kamu anak tiri ayah, tadi siang ayah di panggil ke sekolah oleh kepala sekolahmu “Wajah Santi memucat. Ayahnya berkata lagi “di sekolah nilai pelajaran kamu menurun, ada apa Santi,coba kamu cerita yang sesungguhnya.”kata ayah. Santi berpikir ini skak mat, tapi dia tetap tenang, toh dia bisa cari uang sekarang,walau diusir dia tidak takut

Santipun mulai bercerita Dari Dodi merayunya,membawa kerumahnya, sampai bagaimana mereka kakak beradik itu memperkosanya dengan sadis, lalu tanpa sadar air matanya berlinang. Ayah Santi dengan lembut membelai rambutnya. “Yah sudah lah,San mungkin takdir mu begini “,kata ayahnya. Lalu ayahnya bertanya “kamu punya pacar lagi sekarang”. Santi menatap ayahnya “tidak punya yah..”.

Ayahnya tersenyum dan berkata,”kamu bohong lagi yah, Ayah bisa membedakan antara noda keputihan dan noda sperma “,kata ayahnya. Lalu ia memperlihatkan celana dalam pink milik Santi yang siang di kenakannya.

Di selangkangan celana dalam itu. memang penuh dengan spermanya Dr Romi. Dan Waktu mandi tadi Santi kelupaan mencucinya dan tertinggal di WC setelah Santi selesai mandi tadi sore itu.

“dasar maniak sex “umpat Santi dalam hati. Emosi Santi jadi meninggi, “ayah, itu milik pribadi saya “. Ayahnya hanya tersenyum sinis “jangan sewot gitu dong, ayah cuma nanya ini p-*-j-u- siapa he he he, kamu harus cerita dong..”. Santi pun sudah siap dengan segala hal dia menceritakan seluruhnya.

Santi menceritakan pengalamannya minggu mingu terakhir ini. Menceritakan dirinya menjajakan tubuhnya dengan lelaki hidung belang. Santi bercerita dengan Gamblang. Dia tak takut sama sekali. “nah, ayah sudah tahu semuanya, mau usir saya, usir saja “kata Santi. Expresi ayahnya tenang sekali “Santi ayah sayang kamu, mana mungkin ayah usir kamu, Santi ayah bisa ngerti dan menerima, tapi ibumu, dia bisa mati jantungan …kalau sampai tahu,anaknya jadi perek….”

“ibu….” gumamnya dalam hati. Santi menatap ayahnya, lalu berkata,”ayah tolong jangan kasih tahu ibu, ini rahasia kita berdua saja “. Lalu ayahnya tersenyum dan berkata,”Baik lah ayah bantu kamu merahasiakannya, tapi kamu bantu ayah ok “. Santi tersenyum, terima kasih ayah, ayah butuh bantuan apa sama Santi “tanyanya polos.

“Begini Santi ayah suka sama kamu, ayah juga nafsu sama kamu, kamu mau main sama ayahmu”. ayahnya bertanya tanpa malu malu. “ayah, maksudnya apa ?!?! “tanya Santi terkejut. “masa sih kamu gak tahu, ayah mau n-*-e-*-t-*-t- sama kamu, anggap saja ayah langganan kamu “kata Ayahnya.

“tapi bagaimana dengan ibu, ayah…” Santi protes. Ayahnya menjawab “sapi tua itu, tak bisa apa apa lagi susunya udah kering, dagingnya udah alot…”. “dasar bandot tua “umpat Santi dalam hati. Tapi Santi tak bisa berbuat apa apa, secara tak langsung, ayahnya mengancam akan memberi tahu ibunya kalau Santi tak bersedia melayaninya.Bagaimana pun Santi sangat menyayangi ibunya itu.

Santi pasrah, dan mulai membuka dasternya. Lalu dia buka celana dalamnya. Santi duduk di meja belajarnya,lalu membuka lebar kakinya. Ayah tirinya memandangi tubuh sexy Santi dengan liar,memelototi buah dadanya yang montok,dan vaginanya yang berbulu halus.

Ayah tirinya dengan bernafsu melepas sarungnya..Santi tertegun memelototi penis ayahnya.Penisnya kecil sekali,hanya sepanjang kira kira jari telunjuk Santi, besarnya sebesar spidol untuk menulis whiteboard. Dalam hati Santi tertawa “bandot tua ini buaya, tapi k-*-*-t-*-l cuma segitu “ujarnya dalam hati.

Ayahnya mendekat,buah dada Santi diraba raba dan diremas dengan nafsu. Santi menjerit, dia pun melepasnya. Lalu bandot tua itu mengarahkan penisnya ke vagina Santi, dimasukan dengan keras..”Ah….sakit….,” jerit Santi menjerit. Ayahnya tersenyum, lalu berkata sambil meledek”,Ah.. Santi,kamu kayak masih perawan aja,”

“s-i-a-l-a-n “umpat Santi dalam hati. Tentu saja Santi merasa sakit, ayahnya memasukan penisnya dengan tiba tiba, di saat Santi belum siap, vaginanya masih kering. Ayah tirinya terus mengoyang penis imutnya. Saat vagina Santi mulai becek karena nafsunya bangkit. Tiba tiba ayahnya mengerang, dan Santi merasakan vagina menjadi panas oleh cairan birahi ayahnya.

Sepertinya belum semenit bergoyang, ayahnya sudah ejakulasi. Ayahnya tersenyum puas,lalu memakai sarungnya lagi dan ayah tirinya berkata,”Santi m-*-m-*-k kamu,enak sekali,udah yah ayah balik dulu,nanti sapi tua itu bangun,dan jaga ya rahasia kita ya….”,lalu meninggalkan santi di kamarnya.

Saetalah ayahnya keluar dari kamar tidurnya, santi pun berjalan ke kamar mandi. Dia membasuh vaginanya. Sambil memasukan jarinya di liang vaginanya,untuk membersihkan sisa sia air mani ayah tirinya. “..ih encer banget “ujar Santi dalam hati Jarinya pun masuk lagi berusaha mengeluarkan semua sperma ayah tirinya.

Karena Santi yang tadi setengah horny, maka dengan jarinya keluar masuk liang vaginanya membuatnya tambah Horny. Jarinya malah bermain di liang vaginanya keluar masuk, melakukan masturbasi, sampai dia merasa puas. Lalu kembali ke kamarnya dan Santi tertidur.

Paginya seperti biasa Santi bangun,mandi dan bersiap hendak berangkat kesekolah Ibunya sedang kepasar, Saat itu Santi melihat ayahnya, sedang menikmati kopinya di ruang makan. Timbul niat iseng Santi, Dihampiri ayah tirinya, kemudian Santi meraba raba selangkangan ayah tirinya. Kontan penisnya bangun, terlihat jelas penis imut itu berdiri tegak di balik kain sarungnya.

“Ih…ayah genit,nggak pake kolor…..,” goda santi dengan nada yang genit dan nakal. Ayahnya hanya bisa mengerang nikmat,” ahhh..shhhh ….ah…..,” sambil merem melek keenakkan.Santi pun menyibak sarungnya, dan mulai mengocok penisnya. Belum sampai sepuluh kocokan ayah tirinya sudah keluar.

Spermanya belepotan di tangan Santi. “Dasar nafsu besar tenaga kurang “dalam hati Santi meledeknya.,”yah, ayah sayang minta uang jajan dong,” Dia berkata dengan manja.”pantes pagi pagi bikin ayah “senang”, Kata ayahnya dan memberiku seratus ribu.

Santi pun berjalan kesekolah dan Santi tersenyum sendiri, baru kali ini ayahnya yang pelit itu memberi Santi uang seratus ribu,biasanya kalo minta uang sama ayahnya santi paling di beri cuma lima ribu perak.

>>>

Sepulang dari sekolah siang itu, Gina dan Lala mengajak Santi pergi ke sebuah mall, Santi memutuskan untuk ikut dengan dua temannya itu. Berangkatlah tiga ABG yang cantik dan sexy itu ke Mall.

Di dalam mall itu mereka nongkrong di food cort.”San begini nich,cara gua orang cari duit,” kata Gina. Santi hanya tersenyum, rupanya mereka sering ke mall untuk mejeng mencari om om tajir. Gina dan Lala ngegosip apa aja, dari guru disekolah sampai pengalaman mereka di booking sama om om. Santi pun ikutan ngegosip.sambil nunggu kalau kalau ada om om yang mengajak berhappy ria.

Tiba tiba mereka di hampiri, dua orang cowok muda berseragam SMU. “hai,cewe cewe manis kenalan dong”, goda seorang di antaranya. “mau kenalan buat apa “tanya Lala tersenyum genit. “yah kenalan dulu dong, baru ngajak kencan “cowok muda itu menjawab sekenanya.

Tiba tiba Gina membentak dengan juteknya,”Eh, loe pikir loe ganteng yah, k-*-*-t-*-l loe gede, Loe liat dompet loe, kalo eloe punya duit cetiaw ( sejuta ), loe boleh kencan ama gua. kalo eloe mau n-*-e-*-t-*-t gratis, ama emak loe aja…”. Langsung dua cowok muda itu kabur. Dan Gina bersama Lala tertawa terpingkal pingkal.

“Gina jahat loe, kan tuh anak cuma mau kenalan, lagian mereka ok ok loh”.kata Santi pada Gina.Gina menatap Santi, kemudian Gina memberi wejangan, nasehat penting untuk perek-perek.

“San, dengar yah, kita itu perek, prinsip kita ada uang, ada m-*-m-*-k. Tidak ada kata cinta dalam kamus kita. lelaki itu semuanya buaya, kecuali kalau lelaki itu, impoten, atawa dia homo, so kita harus permainkan mereka, jangan sampai kita yang di permainkan mereka.”

Santi diam dan berpikir, mencoba mencerna kata kata Gina. Santi berpikir ada benarnya juga kata kata Gina. Tapi tak semua cowok itu buaya, mungkin takdirnya memang harus bertemu dengan Dodi. Sehingga hidupnya menjadi berantakan seperti ini. Dalam hatinya Santi berharap, suatu saat akan bertemu cowok yang bisa menerima dirinya apa adanya.

Tiba tiba ada seorang pria setengah baya.Tubuhnya pendek, perutnya agak buncit, mendekati mereka.Kepala pria itu celingak celinguk ke kiri dan ke kanan. Lalu dia berkata,” maaf, apa kalian teman Gina,”. Gina menjawab “, om, tau dari siapa kita teman Gina,”. Lalu pria itu tersenyum, dan duduk semeja dengan mereka.”Dari, pak Bondo, dia bilang kalian bisa, anu eh di booking,”

Gina diam sebentar, dia berpikir, “pak Bondo ? yang mana yah “ujarnya dalam hati.Lalu Gina tersenyum dan berkata,” iya om benar, om tinggal pilih deh, kita semua ABG pengalaman,”Gina berpromosi lalu melanjutkan,”Om sukakan sama ABG, tapi kita mintanya 1 juta, sekali main, om “, kata Gina buka harga.

“oh…harga om tidak masalah, apa lagi kalo servis bagus, nanti om tambahin “, Kata om itu. Pria kelihatan gembira sekali,seperti anak kecil yang dapat mainan baru.lalu dia melanjutkan bicaranya.”Om cuma bingung mau milih yang mana, habis kalian semua cantik cantik,”…….

Lalu om itu memilih Gina. tapi Gina tak bisa, lagi lampu merah. Santi pun menolak dengan alasan lampu merah, padahal dia nolak karena om nya jelek. Akhirnya Lala yang bertransaksi.Transaksi terjadi,uang satu juta harus bayar dulu dan Gina yang menyimpan. Untuk menghindari penipuan, takut nanti habis di en*** nggak di bayar.Lalu Lala pun dibawa oleh om itu.

“Gin, eloe bener benar lagi mens yah “tanya Santi. “yah bener, mau lihat, udah gak banyak sih,tapi kalau di colok yah keluar “jawab Gina. Santi tersenyum, timbul niat isengnya untuk ngerjain Ayah tirinya.

Santi lalu menceritakan perlakuan ayah tirinya terhadap dirinya. Gina pun tertawa terbahak bahak “benar benar bandot tua tak tahu diri yah, udah k-*-*-t-*-l cuma segitu masih doyan lagi, ha ha ha “. Santi pun tertawa lalu mengutarakan ide gilanya pada Gina. “ha ha ha, boleh juga ide elo “kata Gina sambil terus ketawa. “gina, tapi elo mesti bisa akting yang serius yah “kata Santi.

>>>

Hari ini memang hari Sabtu, yang berarti si bandot tua itu tak ke kantor, karena libur, dan ibu Santi juga ikut arisan di rumah temannya.

Santi dan Gina pun, langsung berangkat kerumah Santi. Santi melihat ayahnya di ruang tamu, sedang membolak balik halaman majalah. Gina pun mulai berakting, seperti seorang gadis lugu. Santi pun memperkenalkan Gina pada ayah tirinya. Mata ayah tirinya menatap tubuh sexy Gina dengan nasfu.

Mereka berdua duduk di ruang tamu rumah itu. Santi sengaja memancing ayahnya, dengan berbicara cukup keras pada Gina. Sehingga ayah tirinya bisa mendengar jelas percakapan mereka.

“Gina, jalan satu satunya, untuk dapet duit tiga juta, yah mau gak mau eloe mesti jual perawan elo “kata Santi. Kuping ayah tiri Santi terbuka lebar, menangkap suara Santi. “yah, gua tahu gua rela, asal ibu gua bisa berobat dan sembuh “kata Gina dengan nada sedih. “oke deh kalau gitu, nanti gua cariin om om yang mau beli perawan elo yah “kata Santi.

Sekonyong konyong, ayah Santi menghampiri mereka, “ibu kamu sakit apa, koq mahal berobatnya “tanya ayah tiri Santi. Gina tak menjawab hanya menunduk saja.

“ibu nya harus segera di operasi yah “kata Santi. “wah mahal yah sampai tiga juta “kata ayahnya. “tau deh, habis kata ayah juga, sekarang apa apa mahal “kata Santi.

“emang benar, teman kamu masih perawan “tanya ayah tiri Santi yang tampaknya semakin tertarik. “yah, benar dong, pokoknya berdarah, kalau gak berdarah, mana mau om om itu bayar “kata Santi. Ayah tirinya yang buaya itu lalu berkata “eh gimana kalau, ayah saja yang beli perawannya “kata Ayah tirinya.

“ha, ayah punya uang segitu ? “tanya Santi. “ada dong “kata ayah tirinya. “kalau ayah mau, yah gak apa apa, yang penting harus ada uangnya sekarang, sebab Gina benar benar butuh uang itu yah “kata Santi. “oh baik baik “kata ayahnya, lalu berjalan masuk kekamarnya. Gina tersenyum, setelah ayah Santi masuk kamar. Gina pun berbisik di telinga Santi. Santi tersenyum

Tak lama ayahnya keluar dari kamar, dengan membawa uang tiga juta rupiah. Santi pun menerima uang itu. “ayah, ayo deh, tapi Gina maunya di temani Santi, boleh yah yah.” kata Santi. Ayahnya mengangguk “boleh boleh “.

Kemudian Santi dan Gina Ke WC Gina membuka softeknya,lalu Gina cebok membersihkan darah yang ada di luar vaginanya. Lalu mereka masuk kekamar Santi. Gina hanya memakai handuk. Lalu Santi menyusun bantal agar pas tepat menganjal pantat Gina. Jadi posisi vaginanya agak tinggi, supaya darah mensnya tidak mudah keluar.

Posisi Gina jadi sexy menantang, Santi menutup tubuh bugil Gina dengan selembar selimut. Lalu dia memanggil ayah tirinya masuk. “ayah, Gina sudah siap, tapi ayah jangan kasar kasar yah “kata Santi. “oh, tentu, pasti ayah akan pelan pelan “jawab ayahnya.

Dan Santi pun membuka selimut yang menutupi tubuh bugil Gina. “malu….aku malu….”tangannya segera menutupi vaginanya.

Ayah tiri Santi melihat dengan nafsu tubuh bugil Gina, yang membuat penisnya berdiri. Buaya darat itu segera membuka bajunya dengan cepat, sampai berbugil ria. Gina pun berpura pura lugu, dia menjerit kaget dan menutup mukanya dengan bantal.

Tangan ayah tiri Santi, segera meraba raba buah dada Gina, yang sedikit lebih besar di banding milik Santi. Lidahnya juga menjilati putting susunya, membuat Gina menjadi geli. Gina mendesah” …ah… se…. ah… ah…….”. Santi melihat Gina mulai birahi. dan Santi takut juga kalau diteruskan akan membuat liang vagina Gina bertambah basah.

Santi lalu berinisiatif, dan berkata” ayah, udah deh cepat perawani, nanti ibu keburu pulang….” Lalu tangan Gina yang menutupi vaginanya dari tadi, di angkat oleh Santi, Santi juga membuka buka kaki Gina lebar lebar” cepat ayah masukin”kata Santi. Lelaki setengah tua itu tersenyum, lalu memasukan penisnya ke liang vagina

Gina berpura pura menjerit kesakitan “Ahhh…… sakit sekali, ampun ….. om…..” Ah ….. ah…… ampun…..sakit…….”. Jeritan itu semakin membuat nafsu ayah tiri Santi. Dia mempercepat gerakan penisnya, di liang vagina Gina. Gina berakting dengan sempurna. Ayah tiri Santi sangat bernafsu, tak bisa lama menahan birahinya. Dia mengeram..memuncratkan spermanya dalam liang vagina Gina

Gina menutup mukanya dengan tangganya berpura pura nangis. Dari liang vaginanya keluar darah mensnya, bercampur sperma lelaki buaya itu. Santi melihat ayah tirinya seperti orang idiot, menjilat darah mens yang keluar dari liang vagina Gina.Darah mens yang bercampur spermanya sendiri dijilati bersih.!

Lalu Santi dan Gina Ke WC, Gina mencebok vaginanya, sambil tersenyum dia berusaha menahan tawanya. Lalu cepat cepat berpakaian.Kemudian Gina pamit mau pulang pada ayah Santi. “Gina, om baru sekali loh, boleh nambah gak ?” tanya ayah tiri Santi. “bo.. boleh om, tapi jangan sekarang yah, anu saya masih sakit om..” jawab Gina. kemudia dia berjalan, yang di buatnya agak ngengkang, sambil meringis.

Santi pun mengantarnya. Setelah mereka keluar agak jauh dari rumah Santi, Santi dan Gina tak lagi bisa menahan tawanya. Mereka tertawa terpingkal pingkal.

“San, bokap elo nafsunya gede, tenaga kurang, udah gitu bego lagi ha ha ha “kata Gina. “iyah.. rasain tuh bandot tua “kata Santi. “Gina, ini uang bagian elo “kata Santi. “udeh San, elo simpen saja, gua gak mau..” kata Gina. “Tapi kitakan udah janji, bagi dua hasilnya “kata Santi lagi.

“udeh, simpen, elo beli Hp napa sih, beli yang baru “kata Gina. Santi tersenyum “iyah gua juga mau beli “. “bener nih eloe mau beli Hp baru “tanya Gina. “iyah “jawab Santi. “ayo gua anterin “kata Gina.

>>>

Setelah melihat sana sini, akhirnya Santi menentukan pilihan, model Hp yang akan di belinya. Mereka menuju sebuah toko. Mereka di layani oleh pelayan toko, seorang pemuda, yang ganteng. Pemuda itu, beberapa kali mencoba menggoda Santi, dengan halus, Pemuda itu mencoba mendekati Santi, tapi di halangi oleh Gina.

Setelah transaksi selesai, pelayan toko itu, berkata “coba di test ke Hp saya yah “. Santi menekan no Hp pemuda itu, yang tentu saja pemuda itu mendapatkan nomer Hp Santi. Semua ok, setelah membayar Hp tersebut, mereka pun meninggalkan toko itu. Mereka pun berjalan untuk kembali pulang.

Santi merasa gembira memiliki sebuah Hp yang selama ini hanya ada dalam mimpinya.

Begitu mudah memiliki Hp cangih yang berharga mahal. Hanya dengan menjual tubuhnya. ABG ini semakin terperosok dalam dunia hitam pelacuran.

Kupu Kupu malam - 04

Sepulang sekolah besok harinya, tiga ABG itu berkumpul di pojok kantin sekolahnya. Mereka bergosip ria. “Gila bokapnya Santi,k-*-*-t-*-lnya kecil banget,gua baru liat tuh yang kayak gitu….udeh gitu masa belom semenit udah kelojotan..”kata Gina sambil ketawa ngakak. Lalu mereka semua pun tertawa. “eh tapi idenya Santi, gila juga yah, bokapnya bego banget sih, percaya aja, tiga juta dapet darah mens ha ha ha “kata Lala.

“nanti kalau gua lagi M, boleh juga tuh tawarin bokap tiri eloe, San “kata Lala. “ha ha ha, kenapa, eloe mau tiga jutanya, apa cobain k-*-n-t-*-l bokap tiri si Santi “kata Gina. Lala cemberut. “San, hebat juga elo yah, udah ganti Hp “ujar Lala lagi. Santi Cuma tersenyum saja.

“Lala, sama om Gondo, elo di apain aja “tanya Gina. “om, Gondo yang mana ? “tanya Lala. “yang mana, kemarin, gua main sama bokapnya Santi, elo kan di boking om om, om Gondo “terang Gina. “oh, itu, biasa aja “jawab Lala. “biasa aja, ceritain dong “pinta Gina. Lala tersenyum “loe mau tau aja..”.

“loe tau gak, waktu negur kita kan orangnya sopan banget, begitu di kamar wah liar banget Jo “kata Lala. Santi mendengar dengan serius. “terus terus..” kata Gina penasaran. “yah begitu masuk di kamar motel, si Gondo lamgsung duduk di pinggir ranjang, minta gua isepin k-*-*-t-*-lnya, dia bilang, isepein dong k-*-*-t-*-l gua, udah gak tahan nih,” cerita Lala.

“terus yah gua isep aja, sampe dia keluar, keluarnya di mulut gua lagi, masa gua di suruh nelen p-*-j-u nya “sambung Lala.

Gina dan Santi mendengar cerita Lala, dengan antusias. “terus gimana, La “tanya Santi. “yah, udah gua di telajangin, t-e-t-e gua di sedot sedot, m-*-m-*-k gua juga di jilatin, terus, gua di e-*-t-*-t “kata Lala. “yah terus, terus…” kata Gina. “Gin elo kayak tukang parkir yah, terus.. terus..” canda Lala. “eh bukan maksud gua, k-*-*-t-*-l nya gede apa kecil, mainnya lama apa sebentar “ujar Gina.

“biasa aja, sedang sedang saja, tapi mainnya cukup lama, biar tua di kuat loh, tapi gak bisa bikin gua keluar “kata Lala. “tapi elo nafsu “tanya Santi. “gila loe, gua normal nih, masa t-e-t-e gua di sedot, m-*-m-*-k di jilat gak nafsu sih “kata Lala. “tapi eloe kan gak keluar, mana enak ? “tanya Lala lagi.

“ih bego yah, kita di bayar buat bikin cowok puas, soal elo mau puas atau kagak tergantung nasib elo, kalo gak puas, elo colok colok aja m-*-m-*-k eloe pake jari, sampe puas “kata Lala. Santi hanya diam saja.

Gina tersenyum. “elo di tambahin gak ? “. “di kasih lima ratus ribu, terus di ajak makan, tapi terakhir dia minta di sepong lagi, jadi dia tiga kali keluar tuh” kata Lala.

“yah masih mending deh, dulu gua pernah di nyepong sampe tiga kali, cuma di bayar gopek ceng “kata Gina. Santi terdiam mendengar pengalaman teman temannya, yang lebih pro.

“Gina, berarti dapet om om, beda beda yah, ada yang baik, ada yang jahat yah “ujar Santi. “yah.. baru tau dia..” kata Lala sambil tertawa. Gina tersenyum “emang gitu San, resiko, ada yang baik, yang baik ada, kalo yang jahat mati loe, makanya pilih pilih “kata Gina.

“eh, pilih pilih, emang elo pilih apanya, di luar kelihatan baik, begitu di kamar liar, elo mau bilang apa ? “kata Lala. “yah itu tadi, resiko, apa lagi, elo jual barang elo, yah terserah yang beli dong, mo di apain keq, elo kan tahu resikonya..” kata Gina lagi. Santi jadi semakin terbuka wawasannya tentang dunia yang baru saja dimasukinya.

“eh, yah udeh deh, elo orang mau ke mal lagi nggak, mejeng ? “tanya Gina. “eh enggak ah, kemarin baru di pake, kalau saban hari bisa dobol m-*-m-*-k gua “kata Lala. “yah udeh deh, kalo gitu bubur aja, balik ah, ngantuk, gua mau tidur..” ujar Gina. Akhirnya tiga ABG itu pulang kerumahnya masing masing. Gina membonceng Santi dengan Supranya, mengantar temannya pulang.

>>>

Santi pun berbaring di ranjangnya, memainkan games yang ada di ponselnya. Tiba tiba Hpnya berdering. Yang menelpon Johan, yang pernah main dengannya beberapa minggu yang lalu. “hi, saya Johan, teman Dr Romi “suaranya terdengar di Hp Santi. “yah, ada apa “tanya Santi. “San, aku kangen, mau main lagi sama kamu “katanya. Santi tersenyum, “kapan ? “. Akhirnya Santi sepakat, sepulang dari sekolah Johan akan menjemputnya.

Sepulangnya dari sekolah, Santi langsung ke tempat yang sudah di janjikannya. Mobil Johan sudah menunggunya disana. Santi masuk ke dalam mobil itu. Dan Johan membawanya ke sebuah Hotel. Santi di bawa masuk ke kamar Hotel itu. Di dalam kamar itu sudah menuggu seorang cowok lain. Santi agak terkejut, dia mulai merasa tak enak. “Bob, kenalin nih cewek gua “katanya. Cowok muda itu menjulurkan tangannya, Santi menerima jabat tangan Boby.

Johan tiba tiba memeluk tubuh imut ABG itu dari belakang memciumi leher Santi. Santi mengelinjing. “Johan, jangan begini dong, saya gak mau main bertiga “katanya. Tiba tiba Boby, mengangkat rok mininya hingga ke pinggang “cewek elo nakal juga yah, Jo “ujarnya

Tangan Jo pun bermain di selangkangan celana dalam biru muda yang di kenakan Santi. Jarinya meraba raba bagian itu.

Santi meronta “jangan begini, tolong Johan “pintanya. Johan tersenyum “sayang gua akan bayar eloe, jangan takut “. Tangan Johan mengangkat sebelah kaki Santi, sehingga Abg itu berdiri dengan sebelah kakinya. “Jo, saya gak mau, kalau begini “kata Santi. “San, dengar yah sayang, elo perek, gua beli m-*-m-*-k elo” kata Johan. Kata katanya terasa pedas.

Dengan posisinya yang berdiri sebelah kaki, tangan Boby leluasa memainkan selangkangan celana dalamnya. Boby mencium selangkangan Santi. “eh, m-*-m-*-k eloe bau, eloe kencing gak cebok yah “kata Boby. Santi meronta “Johan, lepaskan saya, saya gak mau “. Johan hanya tersenyum, tangannya semakin erat memeluk tubuh Santi. Tangan Boby menyibak celana dalam birunya itu. Boby membasahi jarinya dengan air liurnya, lalu Jari itu di masukan ke liang vagina Santi.

Santi mengerang sakit, dia sama sekali tidak terangsang, vaginanya kering kerontang. Jari Boby terus mencolok colok liang vaginanya. Semakin lama semakin kasar. Tubuh Santi meronta ronta. “lepaskan Johan, tolong, sakit.. sudah..” erang Santi. Boby semakin gila, dia mencolok vagina ABG itu dengan dua jarinya. Tentu saja membuat Santi semakin sakit. Santi menjerit kesakitan, tapi dua cowok itu tak peduli.

Dua jari itu bergerak liar, mengaduk aduk, mengorek ngorek liang vaginanya dengan kasar. Tujuan Boby jelas, bukan memberinya kenikmatan, tapi menyiksa tubuh ABG ini, untuk kepuasan dirinya sendiri.

Hampir setengah jam, vagina mudanya di dera rasa sakit, akibat sodokan sodokan kasar dua jari Boby. Ketika Boby puas menyiksa dengan cara itu, Johan melepas pelukkannya pada tubuh Santi. Tubuh Santi ambruk terjatuh di lantai. Vaginanya memerah, memar. Boby membuka celana blue jean belelnya. Penisnya yang besar di sodorkan ke mulutnya. “isep “kata Boby. Santi menatap Boby, menatap wajah kejamnya.

“isep, apa elo mau m-*-m-*-k eloe gua colok sampe robek “ancam Boby. Santi tak bisa berbuat apa apa, Dia membuka mulutnya, dan mengulum penis besar Boby. Sambil megang kepalanya, Boby mendorong masuk batang penisnya, hingga ke tenggorokan Santi. Membuat nafas Santi terasa sesak.

Penis Boby terus bergerak, keluar masuk, terkadang menyentak dengan kasar dan tiba tiba.Sedang Johan menonton sambil memainkan penisnya yang sudah terlihat ngacung itu. Kepala Santi terasa pusing karena goyangan tangan Boby yang kasar. Santi merasakan siksaan ini cukup lama, sampai Boby melepas spermanya di mulut Santi. Dia menahan penisnya dalam mulut Santi, berharap Santi menelan spermanya.

Santi megap megap, sebagian sperma Boby tertelannya. “ha ha ha, eh perek, gimana p-e-j-u gua enak gak “kata Boby, setelah penisnya terlepas dari mulut Santi. Santi tak sempat menjawab, kerena penis Jo sudah mengisi mulutnya.

Johan pun mengoyang penisnya dalam mulut Santi. Untungnya Johan tak sekasar Boby. Penis itu bergerak di dalam mulut Santi maju mundur, tapi tidak menghentak hentak. Dan Johan juga tidak terlalu lama, Penis itu segera memuntahkan isinya. Perlahan Johan mencabut penisnya. Dan spermanya tampak meleleh keluar dari mulut Santi.

Penis Boby yang masih lemas, mendekati Santi Lagi. Santi meronta, dia mengoyangkan mukanya berusaha menghindari penis Boby. Tapi Johan memegang kepalanya, sehingga tak bisa bergerak. Penis Boby semakin mendekat,dan masuk kemulutnya. Boby meringis, dan tiba tiba, Santi merasa mulutnya penuh dengan air hangat.

Boby mengencingi, mulut Santi. Air seninya keluar dalam mulut Santi. Banyak sekali. Air seni itu tumpah hingga membasahi baju seragamnya. Setelah tetes terakhir air seninya keluar, Boby mengeluarkan penisnya dari mulut Santi. “he he he, Johan, ini yang gua bilang toilet hidup.. ha ha ha “kata Boby.

Santi menitikkan air mata, dia harus menerima penghinaan seperti ini dalam hidupnya. Siksaan dan hinaan ini belum berakhir. Tubuh Santi di angkat Boby di bawa ke atas ranjang. Boby, melepas seluruh pakaiannya. Santi terbaring, terisak tanpa busana di atas ranjang hotel itu. Santi tak bergairah unutk melawan, dia hanya pasrah. Dan Boby membuka lebar kakinya.

Penisnya yang sudah tegak lagi itu segera di desak masuk ke vagina Santi. Santi menjerit panjang “ahhhh…… “vaginanya terasa pedih dan panas. Penis Boby menggesek liang vaginanya dengan kasar. Santi mengerang, bukan kenikmatan, tapi sebaliknya dia sangat kesakitan. Sedangkan Boby melenguh menikmati vagina ABG ini. Dia menggoyang, tubuhnya menindih tubuh imut Santi.

Kadang tangannya dengan nafsu dan kasar meremas buah dada ranum Santi. Semua ini dilakukan sepertinya hendak menyakiti tubuh Santi. Dan Santi tak bisa berbuat apa apa. Hanya pasrah, menikmati semua siksaan yang di berikan Boby.

Santi memejamkan mata, mengigit bibirnya. Dari matanya tampak meleleh air matanya membasahi pipinya. Santi berharap semua ini segera berakhir. Tapi untuk sementara, vaginanya harus terasa sakit, pedih dan panas, di sodok sodok penis besar Boby dengan kasar. Boby terus saja mengerang menikmati vagina Santi dengan kasar. Penisnya terus bergerak keluar masuk menghentak hentak. Boby mencari puncak kenikmatanya.

Sampai suatu saat, penis itu di tekan masuk dalam dalam, lalu penis itu mengeluarkan spermanya. Santi merasa spermanya begitu panas, dan terasa pedih di liang vaginanya. Boby tersenyum puas. “wah, biarpun eloe perek, tapi enak juga m-*-m-*-k eloe gak rugi gua beli “. Santi hanya bisa menangis, menerima hinaan dari Boby.

“b-a-j-i-n-g-a-n loe, menghina seenaknya “kata Santi. Kata kata itu membuat Boby marah. “Plak…”. Boby menampar pipi Santi dengan keras. Santi mengaduh kesakitan. “dengar yah, gua memang bajingan, dan eloe pelacur, gua beli badan elo tau..” bentaknya. Wajah Boby berubah merah menyeramkan, Santi tak berani barkata lagi.

Boby yang telah terpuaskan, untuk sesaat, dia memberikan tubuh Santi, untuk bergantian dangan Johan. “wah, peju eloe banyak banget nih “ujar Johan, sambil melap vagina Santi dengan Tisuee. “Santi mengerang terasa vaginanya semakin pedih karena usapan tisuee itu.

Penis Johan segera beraksi. Penis itu dengan mudah masuk ke vagina santi yang telah basah oleh sperma Boby. “s-i-a-l..m-*-m-*-k eloe jadi longgar “kata Johan.

Johan pun mengoyang penisnya dalam liang vagina Santi. Semakin cepat, dan cepat. Santi mengerang. Walau penis Johan tak sebesar Boby, tapi rasa pedih tetap mendera vaginanya. Santi memohon agar Johan berhenti, tapi tidak di tanggapi. Malah penis Johan bergerak semakin liar, mengaduk aduk liang vaginanya. “aghhhh perih.. sudah.. tolong..” erang Santi mengiba.

Tapi semuanya tidak dihiraukan. Santi bahkan menerima penghinaan lagi. kalau gak mau di e-n-*-*-t, jangan jadi perek, berisik amat sih loe” kata Johan. “gebuk aja Jo “saran Boby yang terkenal sadis sama wanita itu.

Johan terus mengoyang penisnya, sampai tubuh Santi seakan akan luluh lantak. Akhirnya puncak kepuasan Johan tiba, dengan melepas benihnya di rahim ABG ini. Tubuh Santi terbaring lemas di atas ranjang, dengan di tonton mereka berdua.Santi sadar, tubuh terbuka dan lemahnya menjadi santapan mata mereka, Santi tak rela, dia mebalikkan badannya.

Posisi ini malah membuat birahi Boby meningkat, melihat bokong indah ABG ini. “wah, Jo nih perek hebat juga, minta di e-*-t-*-t nunging “ujar Boby. Boby menghampiri tubuh Santi, memposisikannya menungging. Santi meronta, akhirnya Johan turun tangan, memaksa Santi menungging.

Dari belakang, Santi merasakan vaginanya di colok colok kembali oleh jari jari Boby. “aghhh.. sudah.. tolong.. saya sakit sekali sudah.. “erang Santi. “diam loe, dasar pelacur murahan “bentak Boby. Yang langsung mengarahkan penisnya ke liang vagina Santi yang merah memar. “aghhh… Santi mengerang, menjerit kesakitan “. Liang Vaginanya kembali merasakan kesakitan lagi.

Boby memegang pinggang, dengan erat. Dan penisnya terus mengobok obok, liang vagina Santi dengan penuh nafsu. Kesempatan itu tidak di sia siakan Johan. Penisnya di sodorkan ke mulut Santi. Kini tubuh ABG itu, harus menerima dua penis sekaligus. Kedua orang pria itu berlomba mencari kenikmatan dari tubuh Santi. pelacur muda itu.

Boby tidak hanya menyodok nyodok vagina Santi dengan penisnya, tapi tangannya yang berat, dengan sengaja, memukul pantat Santi dengan keras. Juga meremas dengan kasar, mencengkramnya, membuat gores luka di kulitnya akibat kuku tajam Boby.

Semua itu harus di terima Santi dengan pasrah. Mereka telah membeli tubuh ABG ini, itu pikiran mereka.

Tubuh Santi semakin lemas akibat rasa sakit yang terus menderanya. Dia tak tahu berapa lama Boby memainkan vaginanya dalam posisi nunging ini. Yang jelas Santi merasakan vagina basah di sembur sperma panas Boby. Juga semburan hangat di mukanya, dari penis Johan. Tubuhnya kembali ambruk tergeletak di ranjang itu.

“bagaimana Bob, puas loe “tanya Johan. “lumayanlah “jawab Boby, Sambil mengenakan pakaiannya kembali. “nih, gua bayar tubuh eloe “kata Boby melempar, setumpuk uang lembaran lima puluh ribuan ke muka Santi. Air mata Santi kembali menitik, membayangkan betapa hina dirinya. “gua cabut dulu yah, eloe urus cewek eloe tuh “ujar Boby, dan pergi meninggalkan mereka berdua.

Johan kemudian membantu tubuh lemah Santi berpakaian kembali. Santi berusaha untuk berdiri, seluruh tubuhnya terasa sakit, terutama di selangkangannya. Santi membandingkan waktu dulu dia di perkosa Dodi dan Bram. Saat itu tubuhnya tidak sesakit ini. Hanya sakit hatinya yang tertertahankan.

Santi berjalan, merapikan uang yang berserakan di ranjang, Santi tak bisa lagi menghitung jumlah uang itu, uang itu langsung di masukkan ke dalam tas sekolahnya. “ayo aku antar kamu pulang “tawar Johan. “tidak usah, aku pulang sendiri “kata Santi. Berjalan pelan berusaha mencari taksi. Johan mengerti perasaan Santi dia tak memaksa. Dari saku celananya, Johan mengeluarkan beberapa lembar uang lima puluhan ribu, dan memasukkan ke saku baju seragamnya “buat ongkos taksi.

>>>

Akhirnya, Santi bisa pulang dengan selamat, sampai di rumahnya. Hari sudah malam, sekitar pukul delapan malam. Saat Santi memasuki ruang tamu rumahnya ibunya langsung mencak mencak “dari mana kamu, anak gadis pulang malam malam “. Ayah tirinya langsung melerai “sudah bu..” katanya. Santi berusaha menahan sakit di selangkangannya, dan berjalan cepat menuju kamarnya.

Ayahnya berbicara dengan ibunya, kemudian pasangan suami istri itu masuk ke kamar mereka. Tak lama ayah tiri Santi keluar lagi. Entah apa yang di bicarakan yang jelas, ayah tirinya menuju kamar Santi. Dan ayah tirinya melihat Santi terbaring lemah di ranjangnya. Ayahnya menutup pintu kamar Santi, dan menguncinya. Lalu menghampiri anak tirinya itu.

“Santi kamu kenapa “tanya Ayah Tirinya menatap wajah lemah Santi. Ayah tirinya meperhatikan bibir Santi yang agak membengkak, akibat tamparan tangan Boby tadi. “saya tidak apa apa yah “kata Santi. “Santi jangan begitu, kita sama sama punya rahasia, ceritakan dengan ayah, apa masalah kamu, ayah akan bantu “rayu ayah tirinya dengan lembut.

Santi menitikan air mata, menceritakan kejadian tadi. Ayah tirinya menjadi geram “Santi ayah kamu ini memang bajingan, buaya, bejat, tapi ayah tidak pernah melakuan hal kejam terhadap wanita.. kurang ajar mereka, kamu tahu dimana mereka tinggal “tanya ayahnya. Santi menggeleng. Santi membalik badannya meraih resleting rok mini abu abunya, dia membuka rok mini itu, lalu menurunkan celana dalamnya, memperllihatkan luka di bokongnya.

Ayah tirinya terperajat, pantat mulus Santi tampak merah, dan ada luka cakaran di sana.

“kurang ajar mereka “kata ayah tirinya geram. Ayah tirinya juga mencium bau tak sedap di pakaiannya. Sisa air seni Boby yang sudah mengering. “Santi, lebih baik kamu mandi dulu “saran ayahnya. “yah, Santi lemas sekali “katanya. “baik deh, kamu tunggu yah “kata ayah tirinya lembut.

Ayahnya keluar kamar tidur Santi. Tak lama ayahnya kembali membawa handuk kecil, dan seember air hangat. Ayah tiri nya kembali menutup pintu dan menguncinya. Ayah tirinya membuka seluruh pakaian yang di kenakan Santi. Santi hanya pasrah, toh ayah tirinya pernah melihat seluruh bagian tubuhnya.

Perlahan dengan lembut ayah tirinya membersihkan tubuhnya dengan handuk yang di rendam dengan air hangat itu. Ayah tirinya melap seluruh tubuh Santi. “ahhh.. perih ayah “erang Santi ketika ayah tirinya melap vaginanya. Ayahnya menatap vagina Santi yang terlihat memar. Akhirnya Santi melap sendiri vaginanya, sambil meringis.

Ayahnya juga mengolesi luka di bokongnya dengan obat luka. Dan memakaikan baju tidur yang bersih ke tubuh anak tirinya yang cantik itu. Tanpa terasa Santi menaruh rasa simpatik pada ayah tirinya ini. Walaupun dia tahu ayah tirinya bejad. “terima kasih ayah “kata Santi. Ayahnya menarik nafas “Santi jangan begitu, seharus ayah bisa melindungi kamu, walau kamu anak tiri ayah, tapi ayah sayang sama kamu “.Ayahnya mencium kening Santi.

Santi menatap ayah tirinya “ayah benar sayang sama Santi “. “Santi, ayah tiri kamu memang bejat, meniduri anak tirinya sendiri, itu karena ayah tak bisa mengendali nafsu ayah, maafkan ayah nak, tapi ayah benar benar sayang kamu “kata Ayahnya. Santi melihat ayah tirinya bersunguh sunguh. Santi tak bisa berkata apa apa.

“ayah cium Santi “pinta Santi tiba tiba. Ayahnya kembali mencium kening anak tirinya. “bukan di situ yah “protes Santi. Ayahnya mengenyitkan dahinya. Lalu mencium bibir anak tirinya. Ayah tirinya menjadi nafsu. Mencium dengan penuh birahi. “auuu “jerit Santi. Ciuman ayahnya mengenai luka di bibirnya. “ahhh perih yah “kata Santi. Ayahnya tersenyum. “maaf…abis kamu bikin ayah nafsu sih “kata ayah tirinya.

Tak dipungkiri, bukan hanya ayah tirinya yang nafsu, birahi Santi pun naik. “ayah tolong Santi yah, ambilkan es batu “pintanya. “oh kamu haus yah, sebentar yah sayang “kata ayah tirinya.

Ayahnya berjalan ke depan, tak lama kembali dengan segelas air putih dengan es batu. Santi meminum habis air es itu, hingga tersisa es batunya.

Santi mengangkat daster tidurnya sebatas pinggang, lalu melepas celana dalamnya. Semua perbuatan Santi itu membuat ayah tirinya semakin bernafsu. Tangan Santi mengambi sebuah es batu, lalu menempelkan di vaginanya. “Santi….. “ujar Ayahnya. “m-*-m-*-k Santi sakit yah, kalau di kasih es agak mending sakitnya..” katanya.

Es itu mencair, Santi mengambil es kedua, dan terus begitu hingga hampir seluruh es di gelas itu habis. Ayah tirinya semakin birahi, tangannya mendekati vagina Santi, menyentuhnya “ahhh ayah…” erangnya pelan. Jarinya pun memainkan klitoris Santi dengan lembut. Cairan birahi Santi mulai membasahi liang vaginanya. Tak lama Ayah tirinya semakin liar. Lidahnya menjulur, berusaha memberikan hiburan buat Santi.

“ahhh ayah… ohhh.” Santi mengerang menerima kenikmatan ayahnya. Santi perlahan melupakan pedih di vaginanya. Ayah tirinya dengan lembut menstimulasi vaginanya. Cairan vagina santi semakin banyak. Ayah tirinya pun semakin nafsu. Dia berusaha memuaskan Anak tirinya. Ayah tirinya terus menjilati klitorisnya. Sampai tubuh Santi mengejang mendapat orgasmenya “ayah… ahh Santi keluar…. “.

Santi menatap ayahnya “ayah, koq sekarang lain sih, dulu gak gitu, koq sekarang mau sih jilatin Santi sampai keluar..”. Ayah tirinya tertawa “belajar dari film porno “. mereka berdua tertawa. “ayah, mau gak “tanya Santi. “mau, tapi m-*-m-*-k kamu kan lagi sakit “kata Ayah tirinya. Santi meraba raba penis ayahnya. Ayahnya pun membuka celananya. Penis itu di kulum Santi dengan nafsu.

Walau penis itu kecil, tapi Santi mengulumnya nafsu. Ayah tirinya mengeram kenikmatan. Sayang ayah tirinya cepat keluar, jadi tak bisa berlama lama, menikmati servis anak tirinya yang cantik itu. Ayahnya mengeluarkan spermanya yang encer di mulut Santi. Lalu ayah tirinya melap mulut Santi dengan penuh perhatian.

“sudah yah sayang, kamu istirahat, kalau besok masih sakit ayah antar ke dokter “kata ayah tirinya, lalu mengecup kening anak tirinya. “ayah.. terima kasih yah “kata Santi. Ayahnya tersenyum, sambil meniggalkan kamar itu, lalu kembali ke kamar istrinya. “bagaimana pak, “tanya ibu Santi. “bu, dia itu remaja, masih mau senang senang, mau berteman, yah sekali sekali biar saja “kata suaminya.

“sekali sekali, gimana, dia sering pulang malam koq “kata ibunya protes. “iyah, saya tahu, tapi nanti kita bilangin pelan pelan, kalau di kerasi anak seusia dia semakin melawan bu “kata suaminya lagi. Ibunya diam saja. “sudahlan, biar bapak yang atur..” kata suaminya. “yah terserah bapak deh, tapi omong omong mau mesra mesraan gak pak “rayu ibu Santi. “aduh, bu pinggang ku lagi sakit nih, besok besok ajah ayah “kata suaminya, menolak secara halus.

Santi menatap langit langit kamarnya, merenungi kejadian yang baru menimpa dirinya. Ini pelajaran buatnya, harus berhati hati terhadap pelangannya.

Santi belajar dari pengalamanya. Benar kata Gina dan Lala. Semua ada resikonya, dia baru saja menghadapi resiko profesi yang di gelutinya.

Santi pun merasa sangat bersalah pada ibunya. Membohongi ibunya, seakan akan merebut suaminya. Tapi Santi tak bisa menolak ayahnya. Semakin hari ayahnya semakin baik terhadap dirinya.

>>>

Pagi itu ketika ibu Santi pergi ke pasar, ayah Santi kembali ke kamar anak tirinya. Santi yang sudah bangun, tapi masih malas beranjak. Baju dasternya tersingkap, mempertontonkan ke mulusan paha putihnya, serta celana dalam nya. Santi tak merapikan pakaiannya, dia cuek saja. Ayah tirinya yang melihat itu tentu saja menjadi birahi penis imutnya meronta di balik kolornya.

“selamat pagi, ayah “katanya mesra. “selamat pagi juga sayang “balas ayah tirinya. “bagaimana, kamu sudah mendingan “tanya ayah tirinya. “mendingan sih, tapi m-*-m-*-k nya masih gak enak “kata Santi. “kalau gitu kamu istirahat saja deh, gak usah sekolah hari ini, nanti ayah mampir ke sekolah kamu, minta izin sama guru kamu “kata ayah tiri Santi.

Santi tersenyum. “ayah sini dong “kata Santi menyuruh ayahnya mendekat. Lalu Santi membuka dasternya, memperlihatkan buah dadanya yang ranum itu. “ayah mau nyusu gak “kata Santi dengan genit. “gila, gua engak nyesel kawin ama ibu eloe “ujar ayah tirinya dalam hati. Ayah Santi lalu menjilati buah dada Santi dengan nafsu. Dia menyedot dengan nafsu, menjilati putting itu dengan liar.

Santi mengerang nafsu, birahinya meningkat. Vaginanya mulai terasa berlendir. Sambil ayah tirinya menyedot nyedot putting susunya, Santi memegang tangan ayah tirinya membawa ke selangkangannya. Tangan ayahnya pun meraba raba, mengusap usap selangkangan celana dalam Santi. Birahi Santi meningkat. Selangkangannya semakin becek.

“ayah, sudah e-*-t-*-t aja ayah “pinta Santi. Ayah tirinya dengan senang hati mengabulkan permintaan anak tirinya. Penis imutnya itu di masukkan dalam liang vagina Santi. “ahhh… ayahh enak “erang Santi. Ayah tirinya begitu bernafsu terus mengoyang penis imutnya di liang vagina Santi. Sebentar saja, vagina Santi sudah bertambah basah oleh sperma ayahnya.

“ohh enak sekali Santi “erang ayahnya. “iyah, Santi juga enak “kata Santi. Santi pun memakai celana dalamnya lagi. “eh San, sini pantat kamu ayah kasih obat dulu “kata ayahnya. Lalu ayahnya mengolesi obat luka, di pantat indah Santi. “Sudah agak mendingan San “ujar ayah tirinya.

Ayah tirinya juga, meminta nomer Hp Johan. “yah sudah deh, jangan cari gara gara, ini salah saya koq, saya mau di boking dia “kata Santi.

“iyah ayah tahu, ayah cuma mau menegurnya, jangan begitu terhapad wanita “kata ayah tirinya. Santi diam saja. “sudah yah Santi, kamu istirahat hari ini, gak usah sekolah “kata ayah tirinya, lalu meninggalkan Santi di kamarnya.

Tangannya perlahan membuka celana dalamnya, dengan sisa sisa sperma ayah tirinya jari bergerak memainkan klitorisnya. Meneruskan nafsunya yang tadi terputus. Dia tahu ayah tirinya tak bisa membuatnya orgasme dengan penis imutnya, apa lagi sebentar saja ayah tirinya sudah ejakulasi. Tujuan Santi hanya untuk memuaskan birahi ayahnya.

Jari Santi bergerak liar di klitorisnya, dia mendesah pelan, terus dan terus hingga mencapai puncak birahinya. Santi lemas dalam kenikmatannya.

>>>

Santi pun merenung sendiri dalam kamarnya.

Merenungi jalan hidupnya yang menjadi pilihannya….

Kupu Kupu Malam - 05

Santi masih bermalas malas di ranjangnya. Siang itu pukul 1.00, Gina dan Lala menengoknya. “kenapa loe, bisa ampe gitu, sih “tanya Lala. Santi pun menceritakan secara detail kejadian yang menimpa dirinya. “wah eloe sih, lain kali hati hati, pilih tamu, jo “kata Lala. “gua, kan tahu si Johan, dari si Romi, yah gua juga udah pernah main sama Johan, yah gua oke aja dong..” kata Lala.

“udeh entar gua tanya si Romi “kata Gina. “ah, udah deh, biar aja, emang nasib gua kali..” kata Santi. “yah, tapi jangan gitu dong, koq tuh cowok sadis banget “kata Lala.

Santi terdiam, dalam hati, Santi senang karena, teman temannya memperhatikan dirinya.

“eloe sekarang gimana, badan loe masih pada sakit “tanya Gina. “sudah mendingan koq, besok gua sekolah..” jawab Santi.”wah, besok udah bisa mejeng lagi dong “canda Lala. Santi melemparnya pakai bantal. “enggak janji deh kalau besok mah..”.

Setelah bersenda gurau cukup lama, teman temanya, berpamitan.

Tak lama, teman temannya pulang, Hp Santi berdering. “halo.. “sapa Santi. “halo, Santi yah, bagaimana Hpnya bagus gak “tanya orang di seberang sana. “siapa yah ini “tanya Santi. “Aku Tedy..” jawabnya. “Tedy, Tedy yang mana yah..” tanya Santi lagi “. “loh, aku yang jual Hp, kamu kan beli Hp sama aku… “jawabnya.

Santi mengingat ingat, cowok ganteng yang menjual Hp di mall itu. “oh yah, ada apa yah “tanya Santi. “oh tidak apa apa, cuma mau kenalan aja..” katanya. “oh, oke deh, kita kan sudah kenal, saya Santi, kamu Tedy “ujar Santi. “eh maksud saya, kita bisa jadi teman kan..” kata cowok itu lagi. “ehm, oke deh, kalau mau berteman “kata Santi.

Cowok yang bernama Tedy itu lalu bercakap cakap dengan Santi. Santi pun menanggapinya dengan senang hati. Tampaknya Tedy cukup, baik, sopan dan kata katanya menarik. Mereka berbicara di Hp cukup lama, sampai Santi, menyudahi percakapannya “eh Ted, udah dulu yah, kuping gua panasnya “kata Santi. “oke dah, besok saya boleh telpon kamu lagi gak ? “tanya Tedy. “ehm, terserah kamu deh..” jawab Santi.

Esok harinya ABG cantik itu, sudah ada di sekolahnya. Santi sudah tampak ceria kembali. Setelah bertemu teman temannya, mereka berkumpul di kantin sekolah, sambil menunggu jam pelajaran di mulai. “sebentar lagi, ujian akhir nih, gimana yah gua takut gak lulus “kata Lala. “wah, tumben loe mikirin, cuek aja deh “jawab Gina.

Santi hanya berdiam diri, dalam hati ia juga kawatir tidak lulus. Belakangan ini nilainya merosot terus.

>>>

“loh, mana si Gina “tanya Santi ketika sudah berada di luar sekolahnya, saat bubar sekolah siang itu.

“laku dia, sama om om barusan di bawa “kata Lala. “oh gitu “ujar Santi. “eh San, eloe mau kemana ? “tanya Lala. “gak tahu deh, pulang aja kali “jawab Santi. “ehm, ayo deh gua antar “ajak Lala. “eh, gak usah deh, gua mau jalan aja “kata Santi. “oke deh, gua duluan yah “kata Lala, pergi dengan motor bebeknya meninggalkan Santi.

Santi berencana mau ke mall, dia ingin belanja. Santi berjalan, sampai ketemu kendaraan umum, lalu menumpang kendaraan umum itu, dan tiba di mall. Selagi Santi berjalan, dalam mal itu, tiba tiba ada wanita, menabraknya.” ops, sorry yah dik “katanya. “oh tak apa apa kak “jawab Santi, lalu terus berjalan. Dan Wanita yang berwajah cantik itu mengikutinya. Santi pura pura cuek saja.

Wanita itu, terus berjalan, dan dia berkata lagi “dik, mau kemana..” tanyanya. “eh engak cuma lihat lihat saja, kalau ada yang cocok baru beli “katanya sambil tersenyum. “oh gitu, boleh yah saya temani, nama kamu siapa ? “tanya wanita itu lagi. Santi menatap wajah wanita itu dan mereka reka, apa maunya. Dalam hati Santi berpikir wanita cantik ini seorang germo. Santi pun bermain bodoh. “nama saya Santi kak..”.

Wanita itu tersenyum, “nama saya Henny “. Santi hanya tersenyum, lalu masuk ke sebuah toko. Santi melihat baju di sana. “mbak, yang itu berapa harganya “tanya Santi pada penjaga toko itu. Wanita yang bernama Henny itu, juga melihat lihat baju di sana, bahkan ikut memilihkan Santi baju yang bagus. Henny pun, membeli beberapa baju untuknya.Akhirnya Santi memutuskan membeli tiga buah baju.

Di kasir,wanita itu mengeluarkan kartu kreditnya “biar saya sekalian, yang bayar “katanya. Tapi Santi dengan halus menolaknya “jangan kak, ngak enak,kita baru kenal, lain kali aja yah..” kata Santi. Wanita itu tersenyum, sambil mengangguk. Akhirnya wanita itu mengajak Santi ke satu café yang ada di pojok mall itu. Mereka duduk di, menikmati minuman dan makanan ringan.

“apple pie nya enak juga yah “kata Henny, membuka percakapan dengan Santi. “ehm iyah..” jawab Santi. “eh San, omong omong kamu sudah punya pacar “tanya Henny. “ehm, sudah kak “jawab Santi berbohong. “oh, sudah lama pacarannya “tanyanya lagi. “baru setahun deh “jawab Santi.

Pertanyaan wanita itu semakin serius “kamu sudah pernah berciuman “. “ih.. kakak.. “jawab Santi, sambil pura pura malu. “loh koq gitu, sudah apa belom “tanyanya. Santi cuma mengangguk. Wanita itu tersenyum, “pacarannya sudah ngapain aja “tanyanya lagi. Santi tak menjawab, lalu berbalik bertanya pada wanita itu “kalau kakak sudah punya pacar, sudah berciuman “.

Henny tersenyum, “umur saya 32 tahun, saya sudah menikah, tentu saja pernah berciuman, sampai begituan “jawabnya. Santi diam. Henny berkata lagi “kamu sudah pernah gituan “. “ih kakak..” kata Santi. “loh, sama sama cewek koq malu sih “ujar Henny. “sudah pernah kak “jawab Santi.

“wah, hebat juga kamu yah, sering yah “tanyanya lagi. “eh, enggak sering sih, kadang kadang aja “jawab Santi. Henny menatap Santi, lalu Henny bercerita tentang dirinya. Dia seorang wanita bisex. Nafsu dengan cowok, tapi suka dengan sesama jenis juga. Henny bercerita tentang petualangan sex nya bersama suaminya. Santi tampaknya tertarik juga, dan Santi menjadi agak terangsang, lembab vaginanya mulai terasa.

Henny pun menawari Santi, untuk mencoba main dengannya dan suaminya. “ah, saya takut, nanti ketahuan sama pacar saya “ujar Santi. Dalam hati Santi sebenarnya ingin mencoba. “ah, tenang saja, cowok kamu gak bakalan tahu..” rayu Henny. “tapi kalau dia tahu, saya bisa di putusin, kalau di putusin saya gak dapet uang lagi darinya, saya perlu uang itu kak..” kata Santi.

Henny tersenyum, sepertinya dia dapat menduga arah pikiran Santi. “soal uang jangan kawatir, saya bisa kasih kamu uang lebih banyak dari cowok kamu..”. “nah, ini yang ditunggu “ujar Santi dalam hati. “sudah, ayo ikut aku “ajak Henny. “eh, tapi…tapi..kak…” kata Santi terbata. Henny menggelengkan kepala, dan jari telunjuknya di tempel ke bibir Santi, “Santi,sudah lah, percaya deh sama saya, kamu ikut aja “.

Seperti kerbau di cocok hidungnya, Santi mengikuti Henny. Tangan Henny menarik tangan Santi. Mereka berjalan ke tempat parkir mobil. Henny membuka pintu mobil besar berwarna hitam, buatan Jerman. Mereka masuk ke dalam mobil itu. Mobil mewah itu bergerak pelan keluar dari areal parkir mall itu menuju jalan raya. Mobil terus berjalan pelan, menembus kemacetan siang hari itu.

Sambil sebelah tangannya memegang kemudi mobil, sebelah tangan Henny meraba paha Santi. “eh, jangan kak, malu di lihat orang “kata Santi, sambil berusaha menahan tangan Henny bergerak lebih jauh. “tenang aja Santi, koq gugup begitu “ujar Henny. Santi jelasnya tidak gugup, hanya merasa risih, jika tubuhnya di raba sesama jenis.

Seperti tak bisa di rem, tangan Henny, terus bergerak masuk selangkangan Santi. “eh.. kakak.. jangan saya malu..” kata Santi. “ha ha ha, kamu lucu, sama sama cewek koq malu sih..” kata Henny. Tangannya bisa merasakan lembab di celana dalam Santi. Akhirnya tangannya meninggalkan selangkangan Santi dan kembali memegang kemudi mobil mewah itu.

Tak lama tangannya mengambil Hp di dalam tas nya. Tangannya menekan tombol di Hp itu. “halo, sayang, lagi ngapain..” kata Henny. “oh, kalau gitu, pulang dong sayang, aku gatel nih..” katanya genit. “oke yah, eh aku bawa hadiah nih buat kamu sayang “katanya lagi. Pembicaraan selesai. Mobil itu sekarang melaju cepat di jalan bebas hambatan. Membawa Santi ke rumah Henny.

>>>

“ayo masuk, Santi “ajak Henny ketika tiba di rumah mewahnya. Santi berjalan mengikuti Henny, langsung menuju kamar tidurnya yang besar, dan tampak mewah itu.

Ranjang tidur yang besar dengan sprei putih bersih. Henny mengajak Santi duduk di sofa besar di kamarnya. Mereka duduk berdekatan. “Santi kamu cantik sekali “puji Henny sambil membelai rambut Santi.

Santi hanya berdiam diri. “Santi, boleh saya mencium kamu..” tanya Henny. “ah.. maaf, kak, saya bukan lesbian, tidak bisa..” tolak Santi. “Santi coba saja, pejamkan mata kamu, bayangkan saja, saya seorang cowok..” rayu Henny. Santi sepertinya tak bisa menolak, Henny telah menjanjikan sejumlah uang yang banyak buatnya. Santi memejamkan matanya, bibir mereka bertemu.

Henny tampak begitu bernafsu melahap bibir Santi. Lidah Henny seperti mendesak desak ingin memasuki ruang di mulut Santi. Bagi Santi ciuman ini terasa begitu hambar.

Santi meronta ketika tangan Henny meraba dadanya “eh.. ah kak.. “erangnya. Tapi Santi merasakan rabaan Henny begitu lembut. Tangan Henny terus berusaha membuka beberapa kancing baju Santi. Santi tak bisa menolak.

Kulitnya terasa di sentuh oleh kulit tangan Henny yang lembut. Jari jari menyelinap memasuki bra Santi. Memainkan putingnya, Santi mulai merasakan nikmatnya sentuhan tangan Henny yang terasa begitu lembut. “ahh kakak.. saya malu..” erangnya. Bibir Henny kembali menciumi bibir Santi, ciuman yang begitu lembut, tak pernah di rasakan selama ini.

Tangan Henny cekatan menyibak branya ke atas, sehingga buah dadanya terbuka. Kini tangan Henny semakin leluasa menstimulasi birahi Santi melalui buah dadanya. Santi mengerang pelan. “kakak.. oh… kak…. “. Tangan Henny tak hanya memainkan buah dada Santi, sekarang tangannya meraba dan mengelus paha mulus Santi. Tangan Henny bergerak maju mundur, dan semakin jauh.

“ahh… kakak.. Santi malu sekali…” rintih Santi, ketika tepat jari Henny mengenai selangkangan celana dalam Santi yang berwarna biru muda. Jari mengesek selangkangan celana dalam Santi. “ahh kakak.. sudah.. kak..Santi malu..” erangnya.

“Santi, kamu nakal yah.. sudah basah yah..” kata Henny. Henny benar benar membawa Santi masuk dalam birahi.

“wah.. koq sudah mulai dulu sih..” suara seorang cowok terdengar. Santi terkejut dan merapikan pakaiannya. “kamu lama sekali sayang.. nih kenalin, adik saya “kata Henny. “hai.. saya Robert, suami Henny “kata lelaki itu. Santi menatapnya Robert terlihat gagah dan ganteng, umurnya kira kira 40 tahun, tapi penampilanya modis sekali.

“sa saya Santi..” katanya terbata.

Suami istri itu lalu berciuman dengan mesra di depan Santi. Santi hanya bisa menatap mereka dengan heran. “Bert, ayo kamu ciuaman sama, Santi.. dia juga jago loh..” kata Henny. Santi hanya diam, Robert menghampiri Santi, lalu mencium bibir Santi.

Santi tak bisa menolak, Ciuman Robert juga ganas, penuh birahi, Santi pun membalasnya. Mereka berciuman, saling memainkan lidah mereka. Semua di saksikan jelas oleh istri Robert.

“bagus, kamu memang jago, Santi “puji Robert ketika bibir mereka terlepas. Dan Robert pun mengambil posisi duduk di sebelah Santi. Dengan cepat Robert membuka kancing baju Santi satu persatu, sehingga baju seragamnya lepas, begitu pula dengan branya. “wah, indah sekali buah dada kamu, sayang..” puji Robert lagi.

Lidahnya pun tak sungkan, langsung menjilati putting susu imut Santi.

Tubuh Santi mengelinjing. selangkangannya semakin basah. Henny pun tak ketinggalan.Dia membuka lebar kedua kaki Santi,sebelah kaki Santi bertumpu di kaki Robert. Henny menatap selangkangan celana dalam Santi yang sudah begitu basah. Tak ada rasa jijik, celana dalam Santi disibaknya. Lidahnya menjulur, menijlati vagina Santi. “oh.. ahhh… kakak…ahh… kakak…. “erang Santi merasakan kenikmatan.

Robert pun tak memperdulikan istrinya, yang asik dengan penuh nafsu menjilati vagina ABG ini. Dia pun asik melumat buah dada Santi. Sesekali melumat bibir Santi. Santi pun semakin larut dalam kenikmatan, yang di berikan suami istri ini. Tubuh Santi terus mengelinjing, merasakan nikmat. Lidah Henny pun seakan tidak pernah lelah, bergerak liar, penuh nafsu menyapu klitorisnya.

“ahh.. kakak.. aku ingin pipis… “erang Santi. Lidah Henny bergerak semakin liar. Tubuh Santi gemetar, kemudian kejang, dan kaku. Lalu tubuhnya manjadi lemas, di sertai erangan panjang puncak kenikmatannya. “kakakkk…. Santi keluar… “erangnya.

Tubuh muda itu pun lunglai di atas Sofa.

Kini pasangan suami istri itu mulai bercumbu. Robert melepas satu persatu baju Henny. Buah dadanya yang montok menonjol di dadanya, menjadi sasaran Robert. Remasan tangan Robert yang mesra membuat Henny mengerang nikmat. Robert pun membawa tubuh istri tercintanya duduk di sebelah Santi. “San, coba raba tetek Henny “pinta Robert. Santi agak bingung dengan perintah itu.

“tidak apa apa sayang “kata Henny lalu membawa tangan Santi untuk meraba buah dadanya. Santi pun menuruti, tangannya meraba raba buah dada Henny. Dia sama sekali tak merasakan apa apa. Tapi Henny mengerang. “oh.. yah begitu sayang.. terus..saya suka sekali..”. Robert pun perlahan membuka rok yang di gunakan Henny, sehingga tinggal celana dalam hitam yang tersisa di tubuh istrinya itu.

Jari Robert menyelinap di balik celana dalam istrinya, merasakan basahnya vagina istrinya. “ahh.. Bert.. ahh….” erangnya. Santi coba jilat teteknya “perintah Robert lagi. “ah… sa sa saya gak bisa..” tolak Santi. “coba sekali saja, masa kamu gitu sih, kak Henny kan sudah jilati m*m*k kamu “rayu Robert. Santi tak enak, lalu dengan memejamkan matanya di menjilati putting susu Henny.

“ahh… Santi.. ahh… enak.. lidah kamu enak sekali..” erangnya. Suaminya perlahan melepas celana dalam hitam istrinya. Lidahnya pun langsung menari di vagina istrinya yang berbulu tipis itu. Lidahnya keluar masuk liang vagina istrinya. Membuat istrinya mengerang kenikmatan.

Santi masih tampak canggung menjilati buah dada sesama jenisnya. Henny tau itu, Santi seorang pemula. Dia tak memaksa, lalu menarik tubuh Santi dekat dengannya dan mencium kening ABG itu. “Bert, sudah, aku gak tahan, masukin aja sayang..” pintanya pada suaminya untuk ke level selanjutnya. Robert pun membuka pakaiannya.

Santi menatap penis Robert, penisnya berukuran sedang. “Santi, kalau jilat k**t*l kamu bisa “tanya Henny. Santi tersenyum, lalu mengenggam batang penis Robert dan mengulumnya. “ohh.. kamu nakal juga yah sayang..” erang Robert, menikmati kuluman mulutnya. Penis Robert bergerak keluar masuk dalam mulut Santi. Tapi tak lama, “sudah dong Bert, aku cemburu nih, masukin deh..”

Henny lalu membuka kakinya lebar. Dan penis Robert bergerak masuk ke liang vaginanya dengan cepat. “ohh.. Bert tekan terus.. tekan…” erang Henny. Santi hanya Diam menyaksikan pasangan ini bermain sex di depan matanya. Birahinya naik kembali, berharap, dapat juga main dengan Robert yang ganteng itu.

Robert terlihat masih terus bernafsu mengauli istrinya, Penisnya terus bergerak cepat di liang vagina Henny. Henny pun terus mengerang “ahhh.. enak…enak…”. Santi tersenyum, malu malu melihat Henny yang tengah bersetubuh dengan Robert. Tapi sebaliknya, Henny tampak biasa saja, tak ada rasa malu. Malah Henny berkata “Santi, mau coba.. di e-*-t-*-t sama Robert..”. Tentu saja Santi tak bisa menjawab.

Gerakan penis Robert semakin liar, pasangan itu sudah mendekati puncaknya. “ahh.. Bert.. aku sudah gak tahan nih… enak.. “erang Henny. Robert pun menjawab hanya dengan dengusan nafasnya yang memburu keras. Penisnya terus mengocok vagina istrinya. “ahhhh… Bert… aku..keluarr…” jerit Henny panjang, sambil tubuhnya mengejang. Dan lemas sesaat.

Tak lama Robert pun mendapat puncak ke puasnya, spermanya pun menghambur dalam liang vagina istrinya.

>>>

“Santi bagaimana, kamu merasa nikmat, atau aneh dengan permainan kita “tanya Henny sambil menikmati hangatnya air di bak jacuzzi, berendam bersama Santi, di kamar mandinya. “emh.. gimana yah kak, Santi baru pertama kali, main seperti ini..” jawab Santi polos. Henny tersenyum.

“San, omong omong suami saya, ganteng gak ? “tanya Henny yang agak sulit di jawab Santi. “ehm.. eh ganteng sih..”. “Santi, entar kamu main yah sama dia..” kata Henny. “eh..emm.. terserah kak Henny saja..” kata Santi.

Selesai menikmati gelembung gelembung udara, di bak jacuzzi itu, mereka kembali berpakaian. Henny meminjamkan baju tiburnya yang sexy kepada Santi. Dan dia pun mengenakan baju tidur yang sama, hanya berbeda warna. Dua cewek itu tampak sexy. Mereka pun keluar dari kamar mandi, melihat Robert yang sedang mengutak utik lap top nya sambil berbicara di telpon selularnya.

“wow.. sexy sekali kamu sayang “kata Robert kepada Santi. Santi tersipu malu. Henny berbisik pelan di telinga suaminya. Dan suaminya tersenyum. Dia mengecup bibir istrinya “yah, tapi aku lapar, kita makan dulu yah..” ajak suaminya. Mereka bertiga keluar dari kamar, Santi agak protes “kak, masa pakai baju ini, ini tipis sekali “.

“pembantu saya sudah tua, dan sudah biasa dengan saya koq.. “jawab Henny.

Makan malam sudah tersedia mereka bertiga menikmati hidangan yang tersedia. Sambil makan, mereka juga bersenda gurau. Robert banyak mengajukan pertanyaan pada Santi. Menyelidiki latar belakang kehidupannya. Santi lalu bercerita dengan jujur, siapa dirinya. Santi menundukkan kepalanya “maaf kak, Santi berbohong, Santi memang cuma seorang pelacur..”.

Henny tersenyum, sambil membelai rambutnya, “saya sudah tahu dari awal, saya sering memperhatikan kamu, bertiga sama teman teman kamu berkumpul di foodcourt mall, menunggu om om..”. “ha.. kok kakak tahu sih..” tanya Santi. “sebenarnya saya mau menghampiri kalian, tapi karena saya juga wanita kan gak enak..” ujar Henny lagi. Santi hanya diam, menatap wajah Henny.

“tadi, pas sya lihat kamu jalan sendirian, maka saya pura pura menabrak kamu..” kata Henny. Santi pun tertawa. Robert pun cuma mendengar ocehan dua cewek itu sambil memakan buah melon.

>>>

Santi duduk di tepi ranjang empuk itu, bersama suami Henny. “Bert, saya terima telpon dulu yah,” kata Henny, ketika Hpnya berdering. Kemudian Henny keluar dari kamar. Santi agak canggung, bermain dengan Robert. Sepertinya dia tak enak, karena dia tahu jelas Robert itu suaminya Henny.

Tapi lain halnya dengan Robert, dia langsung mencium bibir Santi, dan tangannya pun meraba raba paha mulus Santi, dan terus menuju selangkangannya. Belaian tangan Robert yang lembut, serta cumbuan di bibirnya, menaikan birahinya. Robert terus melangkah, tangannya kini mengelus elus selangkangan celana dalam Santi.

“ahhh… eh…. “erang Santi. Perlahan, Robert melepaskan gaun tidur yang di kenakan Santi, buah dada nya langsung terpampang jelas tanpa ditutupi bra. Putingnya tampak menonjol, merah. Robert pun menjilati putting kecil itu. “ahh…. Ehhh…..” erang Santi dengan tubuh yang mengelinjing.

Lidah Robert menyapu buah dadanya, dan jari jari Robert bermain di selangkangannya.

Semua ini membuat Santi semakin menjadi birahi. Ketika jari Robert menyelinap masuk di balik celana dalamnya, Santi menjerit kecil “aghhh…… ehh…” erangnya.

Jari Robet terus menggelitik klitoris Santi. Liang vaginanya sudah berlendir. Henny yang sudah selesai berbicara di Hp, memasuki kamarnya. Dia melihat Santi sudah terengah engah dalam birahinya.

Henny mendekat, dan melepas celana dalam Santi. Henny mengambil alih vaginanya dari tangan Robert. Jari Henny, menerobos masuk liang vagina Santi “ahhh… kakak.. “erangnya. Jari Henny bergerak keluar masuk dengan lembut. Sedang Robert asik dengan buah dada ramun Santi.

Begitu jari Henny lepas dari liang vaginanya, lidah Henny dengan penuh nafsu, menjilati vagina Santi. Yang semakin membuat klitoris Santi, membesar karena birahinya semakin meninggi. “ehh… kakak.. Santi gak tahan.. kak…” erang Santi yang sudah semakin dekat dengan orgasmenya. Lidah nya berhenti menjilati klitoris Santi. Di gantikan dengan jari Henny yang bergerak nakal di liang vaginanya.

Sebentar saja tubuh ABG itu mengejang, mengejet, di sertai suara erangkan nikmat Santi yang panjang. “Ahhh… kakak…. Santi.. keluar…”. Dan tubuhnya lemas terbaring di ranjang.

Henny kemudian membuka celana suaminya. Penis Robert yang tampak tegang itu di kulumnya dengan nafsu. Penis itu semakin mengeras, Henny melepasnya “Bert, masukin di m-*-m-*k Santi, yah..” ujarnya. Henny pun membenarkan posisi Santi. Santi berbaring terlentang di atas ranjang empuk itu, dengan kaki terbuka lebar, siap bercinta dengan Robert.

Sedang Heny berbaring dekat denganya, sambil membelai rambutnya, Henny mencium bibir Santi dengan bernafsu. Santi seperti mulai terbiasa, dia juga membalas ciuman Henny. “aghhh….. “jerit Santi, ketika merasa liang vaginanya, di sesaki penis Robert. Robert pun bergerak pelan, membuat Santi merasa nyaman.

Sambil menatap wajah ABG yang tangah di landa birahi itu, tangan lembut Henny juga meraba raba buah dadanya, yang semakin membuat Santi, mengerang nikmat. Santi sangat menikmati gesekan penis Robert yang bergerak lembut, mengesek dinding vaginanya. Erangan demi erangan Santi, terus membawanya menuju orgasmenya.

“kakak.. ohh.. enak..sekali… saya gak tahan..” ujarnya penuh nafsu.

Henny tersenyum, sambil mengecup keningnya “lepaskan… lepaskan nafsu kamu sayang, jangan di tahan tahan..”. Lidah Henny dengan nakal mengelitik lehernya, semakin menambah rasa geli dan nikmat buat Santi. Tak lama tubuh Santi, kembali mengejang. “aghh…. Kakak… “erangnya. Tangan Santi dengan erat menggenggam tangan Henny, dan ABG itu melepas birahinya.

Robert bergerak pelan, lalu diam, membiarkan penisnya dalam liang vagina Santi yang berdenyut denyut. Sesaat kemudian penis Robert kembali bergerak, dengan lembut. Santi kembali mengerang “ahh.. ngilu… ahhh…”.

Robert terus bergerak, mencari orgasmenya. Tak lama Robert pun melepas spermanya. Cairan kental putih itu, membasahi liang vagina Santi.

>>>

Setelah itu Santi dan Henny kembali ke kamar mandi. Santi membasuh dirinya, setelah itu mengenakan kembali pakaian sekolahnya. “ayo, aku antar kamu pulang “kata Henny. “Bert, aku antar Santi pulang dulu yah “kata Henny pada suaminya. “oh, oke “jawab Robert. “kak Robert Santi pulang dulu yah “pamit Santi. “oke sayang.. “balas Robert.

Henny pun mengemudikan mobilnya, mengantar Santi pulang kerumahnya. Di dalam mobilnya Henny memberikan Santi uang sebesar lima juta rupiah. “wah, kakak, ini terlalu banyak.. “kata Santi. “tidak apa apa, untuk kamu..” ujar Henny. “wah, terima kasih yah kakak..” kata Henny bergembira menerima uang itu. “Santi, simpan uangnya ditabung..” kata Henny. Santi mengangguk.

“kak, eh ehm.. koq, kakak gak cemburu sih..” tanya Santi. “maksud kamu, suamiku main sama kamu ? “ujar Henny. Santi mengangguk. “buat apa aku cemburu, aku larang juga dia tetap bisa main sama cewek lain, apa lagi aku ini bisex, jadi biar aja sama sama enak koq..” terang Henny. Santi pun bertambah wawasannya. “Santi, terus terang aku lebih nafsu sama kamu, ketimbang sama suamiku “katanya.

Santi tak bisa berkata, dia bukan seorang lesbian, juga seorang bisex. Tapi tak menutup kemungkinan Santi akan tertular, menjadi seorang bisex. “Santi, boleh yah nanti saya ajak kamu lagi, kerumah “tanya Henny. Santi tersenyum dan menganguk.

Tibalah mobil itu di depan rumah Santi. “kak, sudah yah, Santi permisi “pamit Santi.

“San, sini dulu, cium saya..” pinta Henny. Santi melihat ke kiri dan kekanan. Mendekatkan wajahnya ke wajah Henny. Lalu dengan cepat Henny menyambar bibir Santi. Mereka berciuman. Lepas itu Santi turun dari mobil mewah itu, dan masuk ke dalam rumahnya.

Sambil berjalan, santi meraba bibirnya. Ada rasa yang tak biasa, berciuman dengan sesama jenis. rasa yang aneh. Tapi Santi seperti menyukainya. Ciuman dengan sesama jenisnya, terasa lebih lembut…..

Kupu Kupu Malam - 06

Ketiga ABG itu tampak seperti biasanya, ngerumpi di kantin, sesudah bubar sekolah. Sekalian mengambil keputusan, mau mejeng kemana.

“Gina, kemarin, gimana..? “tanya Lala. “gimana apanya..” Gina balik bertanya. “yah ceritain dong, elo ngapain sama om yang booking eloe “tanya Lala lagi. “yah ngapain lagi kalo gak n-*-e-*-t-*-t…. trus elo orang ngapain..” jawab Gina sambil bertanya balik.

“he he he..eloe, jutek banget, gua gak kemana mana..” jawab Lala. “eloe kemana San ?” tanya Gina. “eh.. ehm.. belajar, sebulan lagi udah mau ujian kan..” jawab Lala.

“wah, rajin loe..” ujar Gina. “iyah Gin, gua juga akut gak lulus..” ujar Lala pula. “ah, lulus gak lulus emang gua pikirin..” jawab Gina seenaknya. Santi dan Lala diam saja. “yah udah nih, mau ke mall gak..” tanya Gina. “eh gua mau pulang aja..” ujar Santi. “eloe La, “tanya Gina. “ehm, gua gak mau, badan gua gak enak..” jawab Lala memberi alasan. “yah udah, terserah eloe orang, gua mau ke mall “kata Gina.

Santi dan Lala, berjalan, menuju pintu gerbang sekolahnya. “eh Santi..” panggil Gina, setelah kakinya melangkah beberapa langkah. Santi menoleh, menatap Gina. “gua kemarin sore, ke tempat Romi, Romi bilang temannya, si Johan dan temannya, di rawat di rumah sakit, Johan babak belur di gebukin preman..” kata Gina. Santi melonggo.

“koq bisa sih.. ? “tanya Santi. “Gak tahu gak jelas.. “jawab Gina. Lalu Gina menjalankan motornya “yah udah, gua duluan yah..”.

Santi di boceng Lala dengan motornya, saat motor melewati sebuah bank, Santi minta turun. “Lala, gua turun di sini aja yah, mau ke bank dulu..” kata Santi. “wah ngapain eloe ke bank, banyak duit yah eloe..” tanya Lala. “he he he, ada yang mau booking gua, orang bank..” jawab Santi bercanda..

Santi masuk ke bank itu, dia menyetorkan sejumlah uang, untuk di tabung di rekeningnya. Tiba tiba Hpnya berdering, ternyata dari Tedy. Mereka berbincang bincang. “Santi, eloe dimana “tanya Tedy. Santi menjelaskan dia berada di sebuah bank. Tedy, sangat ingin bertemunya, dan Santi pun bersedia menunggu di bank.

“oke, tunggu yah, saya kesana, paling sepuluh menit..” kata Tedy, sambil memutus hubungan selular itu.

>>>

“San, mau minum, apa makan..” tanya Tedy, sambil memberikan daftar menu, setelah mereka tiba di sebuah café. Santi memilih nasi goreng, dan air jeruk. Begitu juga dengan Tedy. Sambil makan mereka bersenda gurau. Tedy seorang cowok muda, umurnya, terpaut enam tahun dari Santi. Tedy tak sempat duduk di bangku universitas, karena tak ada biaya. Dia memilih bekerja, di toko yang menjual Hp.

Santi terlihat suka dengan sifat Tedy. Dia seorang cowok yang baik, dan sopan. Tapi dari pengalamannya selama ini, dia menjadi agak tegar, tak begitu mudah, di goyah oleh kata kata manis cowok. Tedy pun tak terlalu macam macam, begitu selesai makan di café itu, mereka hanya berjalan di seputar mall. Lalu Tedy mengantarnya pulang.

“Santi, besok boleh aku jemput, sekalian aku ke toko..” tanya Tedy. “gak usah Ted, nanti ngerepotin kamu, lain kali ajah deh..” jawab Santi. Santi pun masuk ke kamarnya, dia duduk di depan meja belajarnya. mengeluarkan buku pelajarannya, dan berusaha konsentrasi mempelajari, pelajarannya yang tertinggal selama bebebulan terakhir ini.

Tak terasa Santi telah duduk, lebih dari tiga jam, matahari sudah mulai terbenam. Saat itu dia mendengar suara mobil minibus ayahnya. Santi keluar dari kamarnya. “eh tumben kamu ada di rumah gini hari “tanya ayah tirinya. Santi hanya diam. “ibu ke mana San ? “tanya ayah tirinya. “tak tahu, mungkin ke tempat bu Ratna “jawab Santi.

“yah, Johan dan temannya di gebukin preman “kata Santi. “oh…. “jawab ayahnya dengan nada datar. “ayah, ini bukan kerjaan ayah kan..” tanya Santi. ayahnya menoleh ke Santi, menatap wajah cantik ABG itu. “Santi, ayah tiri kamu ini pegawai negri, bukan preman..” ujar ayahnya. Santi terdiam, lalu kembali ke kamarnya.

Dia mengambil handuk, lalu masuk ke kamar mandi.

Selesai itu Santi kembali ke meja belajar. Pintu kamarnya terbuka, Ayah tirinya masuk.

“ayah…” ujar Santi. Ayahnya membelai rambut Santi. “ah, ayah jangan gangu dong Santi serius nih, lagi belajar..” katanya. “iyah ayah gak gangu deh..” jawab ayahnya.

“Santi kamu serius belajar..” tanya ayahnya. “iyah, Santi harus lulus, Santi mau kuliah.. “jawab Santi. Ayahnya menatapnya.

“kalau kamu serius, kamu lulus, ayah akan usahain cari biaya untuk kamu kuliah..” ujar ayah tirinya. Santi menatap ayahnya. Ayahnya tersenyum.

>>>

Pagi itu matahari terlihat bersinar, cerah. Santi melangkahkan kakinya keluar dari rumahnya, untukk berangkat ke sekolah. Tak jauh dari rumahnya dia melihat sebuah motor, dan Tedy, ada di atas motor itu. “ojek, non..” katanya bercanda. Santi tersenyum “ke sekolah SMU ****, yah bang..” sambil duduk di belakang jok motor itu.

Motor itu pun berlalu, berjalan, mengantar Santi ke sekolahnya. Setibanya di sana Santi turun “thanks yah Ted..” katanya. “San, nanti saya jemput yah…” kata Tedy.

“gak usah Tedy, kamu kan kerja, nanti di pecat loh keluar keluar terus..” ujar Santi.

“baru di pecat, di bunuh aja aku rela, asal bisa antar kamu..” jawab Tedy. Santi tersenyum, mencubit lengan Tedy.

Hari selanjutnya, Tedy sering kali terlihat memboceng Santi, entah pulang kerumanhya atau pergi kesekolahnya. Tapi Tedy tak pernah berbuat macam macam terhadap Santi. Santi pun, tetap rajin belajar, dia bertekat unutk lulus dari sekolah itu. Waktu tersisa tinggal beberapa minggu lagi.

>>>

Santi tampak sedang berhadapan dengan buku bukuya di meja belajarnya. Saat itu Hpnya berdering. Dia tersenyum, yakin dia telpon itu dari Tedy. Tapi saat dia melihat layar hpnya, tertera nama Henny. “yah, halo..” sapanya. “Santi, saya mau bertemu “kata Henny. Santi melirik jam wekernya, jam 6.45. “kakak, sudah malam, Santi gak bisa, lagian Santi lagi belajar nih..” jawab Santi.

“Santi sebentar, saja saya perlu sama kamu..” kata Henny. “ehmm..” gumamnya. mengingat ke baikan Henny, serta dia pernah memberinya uang dengan jumlah banyak, Santi pun berkata “iyah deh, sebentar saja yah..” katanya.

Santi ganti pakaian, dan menuju keluar rumahnya. “bu, ayah, Santi ke rumah teman sebentar yah, mau pinjam buku catatan..” Santi meminta izin sama orang tuanya. “

Santi sudah malam, apa tak bisa besok “tanya Ibunya. “ah, biarlah bu, mungkin catatan itu penting sekali..” kata Ayah tirinya. Santi menatap ayah tirinya. “sudah Santi, kamu pergi saja, jangan terlalu malam yah pulangnya.. apa perlu ayah antar..” ujar ayahnya.

“tidak usah ayah, dekat koq rumahnya “kata Santi, lalu berjalan keluar rumahnya. Tak jauh dari sana, mobil mewah Henny sudah terlihat jelas oleh mata Santi. Santi masuk ke mobil tersebut. “hi.. Santi.. kamu cantik sekali..” kata Henny, sambil menjalankan mobilnya.

Henny terus menjalankan mobilnya. Tangan Henny meraba paha mulus Santi, yang mengenakan celana hot pannya. “kakak….” kata nya. Henny menatap Santi. “kakak, sebentar lagi saya ujian akhir, dan saya harus lulus, saya mau kuliah, jadi saya gak mau gituan dulu…” kata Santi. Henny tersenyum lagi. “saya tahu, saya cuma ingin dekat sama kamu, saya kangen..” kata Henny.

“kakak, kan ada kak Robert..” kata Santi. “sudah tiga hari dia diluar ngeri, saya lagi pengen..” katanya. Santi terdiam, dia tahu, Dia akan menjadi pelampiasan nafsu birahi Henny yang bisex ini. Mobil itu berjalan terus hingga tiba di rumah Henny yang megah.

Santi dan Henny segera masuk ke kamar tidur Henny.

Sudah di dalam sana, Santi hanya bisa pasrah, kini dengan nafsu Henny menciumi bibir Santi. Tak beberapa lama, tubuh dua wanita ini sudah bugil separuh. Hanya celana dalam masih tersisa di tubuh masing masing. Lidah Henny dengan liar menyapu putting susu Santi. Santi mengelinjing menahan geli.

“Santi gantian yah, kamu yang jilatin t-*-t-* ku,” pinta Henny tak lama kemudian. Santi diam “kak…. “katanya. “ayolah San, gak apa koq…” rayu Henny. Santi perlahan mendekati putting susu Henny, dan lidahnya mulai menjilati putting susu itu.

“oh, apa yang aku lakukan..” ujarnya dalam hati.

Henny mengerang, dia merasa nikmat, lidah Santi mengelitik putting susunya. Tangan Henny perlahan membuka celana dalamnya sendiri, lalu dengan jarinya dia meraba raba vaginanya. “ohh.. Santi.. “erang Henny.

Santi tak banyak berkomentar, dia hanya menjilati putting susu Henny, berharap wanita ini segera puas. “Santi, sayang.. mau jilatin m-*-m-*-k saya…” pinta Henny. “ha.. maaf kakak, Santi tak bisa…” katanya. “coba saja, sayang..” bujuk Henny. “Santi mengeleng “tolong kak, Santi gak bisa.. “katanya. Akhirnya Henny mengalah, dia tahu Santi bukan seorang lesbi, dia tak memaksa.

Tapi Henny meminta, Santi untuk memainkan klitorisnya dengan jarinya. Santi agak ragu, tapi akhirnya dia melakukannya juga. Perlahan jari Santi, mulai menyentuh, klitoris Henny. “ahh.. iyah di situ, sayang.. terus..” erang Henny. Santi pun mulai meraba raba klitoris Henny. Dia berbuat seakan sedang melakukan masturbasi. Jari Santi yang lembut terus memainkan klitoris Henny.

“Santi, colok lobangnya.. “pinta Henny lagi. Santi pun memasukkan jari telunjuknya di liang vagina Henny. Ada perasaan aneh di hati Santi, dia juga merasakan jijik, tapi mau tak mau dia melakukannya. Jari Santi bergerak keluar masuk liang vagina Henny yang semakin basah. Henny pun mengerang kenikmatan.

Cukup lama Santi harus memainkan vagina Henny sampai, Henny mencapai kepuasannya. Henny kembali menciumi Santi. Tapi santi menolak secara halus, “kakak, sudah malam, Santi harus pulang..” Henny tersenyum, “baiklah San, aku antar kamu pulang yah..” katanya.

Sambil mengemudikan mobilnya, Henny berkata “Santi, jika nanti, kamu mau kuliah, tapi biayanya kurang, jangan ragu yah, bilang sama saya, pasti saya bantu kamu..”. Santi menatap Henny, wajah terlihat serius.. “terima kasih, kakak..” ucap Santi.

Mobil itu tiba kembali di rumah Santi. Sebelum turun, Henny memberinya beberapa lembar uang ratusan ribu. “sudah kak, yang kemarin masih ada, gak usah..” tolak Santi. Tapi Henny memaksa “ayo, ambil, buat kamu jajan..”. “terima kasih kak..” ujarnya, lalu turun dari mobil itu.

Santi berjalan memasuki rumahnya, tampak ayah tirinya yang membukakan pintu rumah itu. “terima kasih, yah..” kata Santi. Lalu Santi terus masuk ke kamarnya. Ayah tirinya pun mengikutinya. “Santi, ayah tahu, kamu bukan kerumah teman..” kata Ayahnya. Santi menatap ayahnnya “iyah… “jawab Santi.

“Santi, kalau kamu memang mau lulus, dan mau kuliah, coba hentikan dulu kegiatan kamu itu, belajar dulu, setelah lulus, baru deh.. “kata ayah tirinya menasehatinya. “iyah ayah..” kata Santi. Ayahnya tersenyum. Santi pun membuka bajunya, dan menggantinya dengan baju tidur. Mata ayah tirinya menatap nafsu, tubuh putri tirinya itu. “ayah kepingin..” goda Santi.

“eh.. tidak, lain kali saja, kamu harus konsentrasi belajar..” kata ayah tirinya lalu keluar kamar tidurnya. “dulu maksa, sekarang gua tawari malah kabur.. “ujar Santi dalam hati.

>>>

Hasil jerih payah Santi selama sebulan tak sia sia, dia berhasil pulang kerumah dengan baju seragam yang penuh coretan tanda tangan teman temannya. Baju seragam abu abu putih, yang tak akan di gunakannya lagi. Santi berhasil lulus, walau nilainya tak tinggi.

Begitu juga dengan Lala, tapi Gina tak nampak di sekolahnya itu, dia gagal..

Santi pulang kerumah dengan ceria, di antar oleh Tedy. “Santi nanti malam, jadi yah..” kata Tedy. Santi mengangguk. Motor Tedy pun kembali berjalan, meninggalkan Santi di depan rumahnya. Santi masuk ke dalam rumahnya. “ibu.. ibu… “jerit Santi.

“ada sih..” kata ibunya. “Santi lulus bu…” kata Santi. Ibunya tersenyum, “syukurlah… “ujar ibunya. Ada ke banggaan tersendiri di hati ibunya.

>>>

“Santi, kamu mau makan di mana ? “tanya Tedy. “ehm, terserah kamu deh..” jawab Santi. “loh koq, kamu dong yang milih, ini kan buat ngerayain ke lulusan kamu “kata Tedy. “ih, makan di tempat biasa aja deh “kata Santi.

Akhirnya Tedy membawa Santi, ke café yang sudah beberapa kali di kunjungi mereka. Mereka pun makan malam di sana. Tedy, tampak ceria malam itu. Setelah selesai makan malam, Tedy pun memesan ice cream. “Santi, kita kan sudah sering pergi keluar bersama, kalau menurut kamu, saya gimana..” tanya Tedy, sambil memakan ice cream yang tersedia di meja itu.

“ehm, maksud kamu ? “tanya Santi. “yah, menurut kamu, saya itu orangnya gimana ? “ulang Tedy. “oh itu, kamu baik, kadang lucu, tapi juga suka nyebelin..” jawab Santi “Tedy tersenyum saja. “eh kalau saya gimana ? “tanya Santi. “kamu cantik, kamu baik..” jawab Tedy. Santi tersipu.

“Santi, mau gak, kalau kamu jadi pacar aku..” tanya Tedy. Santi menatap Tedy, matanya seperti berbinar. Santi tak bisa menjawab. “Santi, koq diam, saya salah bicara yah “ujar Tedy. Santi menggeleng, “tidak Tedy, kamu baik sekali.. tapi saya.. saya tidak bisa.. saya saya masih harus kuliah dulu..” tolak Santi dengan halus.

“tak masalah, saya akan tunggu kamu, yang penting kamu resmi jadi pacar saya..” kata Tedy lagi. “tapi.., ehm.. Tedy, boleh saya pikir satu hari..” kata Santi. “Tedy menatap Santi, “apa saya kurang baik untuk kamu..? “tanya Tedy. “tidak Tedy, malah kamu terlalu baik…” jawab Santi.

Tedy diam, dia tidak memaksa, walau hati kecilnya kecewa, terhadap penolakan Santi.

>>>

Santi termenung di kamarnya. Tanpa terasa air matanya mengalir. Dia tak bisa menerima cinta Tedy. Santi merasa tak pantas, menerima cinta Tedy. Santi berusaha menekan perasaannya….

>>>

Siang hari Tedy menagih janji Santi. Meminta keputusan Santi. Apa Santi menerima cintanya atau tidak.. Saat itu mata Santi lurus kedepan menghadap lautan luas, di pantai itu. Angin laut menerpa wajahnya, menghembus rambutnya yang hitam, terurai. Tedy pun tampak diam, tak berbicara…

“Tedy, saya tak pantas menerima cinta kamu..” ucap Santi, kemudian. “Tedy menarik nafasnya “saya bisa mengerti, tapi tolong katakan, apa sebabnya kamu menolak saya..” pinta Tedy. Santi menatap, matanya berkaca kaca, “Tedy, saya sudah.. saya tidak.. suci lagi..”. Tedy tersenyum “aku tak peduli soal itu, aku gak butuh keperawanan kamu koq, yang aku butuhkan diri kamu…” kata Tedy.

Santi menarik nafas lagi, hati kecilnya ingin berbohong, ingin menyembunyikan rahasia hidupnya, tapi tidak, suatu saat pasti akan ketahuan, pikirnya.. “Saya perek, tapi saya tak ingin hidup dalam ke bohongan “ujarnya dalam hati.

Santi sadar ini konsekuensi, yang harus di terimanya,walaupun semua berlawanan dengan hatinya, Santi pun mengambil keputusan dan berkata, “Tedy, saya sebenarnya seorang pelacur, saya menjual tubuh saya, demi uang..”.

Tedy menatap Santi, kupingnya jelas mendengar ucapan Santi tadi. Tedy tak berbicara sepatah kata pun, dia menarik tangan Santi, dan memboncengnya dengan motornya. Tedy, menjalankan motornya, keluar dari pantai rekreasi itu. Motornya melaju hingga tiba di rumah Santi.

Santi turun dari motor itu. “Tedy.. maaf…” ujar Santi, yang langsung di sela Tedy. “Santi, kalau kamu tak suka sama saya, bilang saja terus terang, jangan memakai alasan yang tidak masuk akal, alasan kamu, sangat merendahkan diri kamu, aku serius, sayang sama kamu..”kata Tedy panjang lebar. Tedy benar benar tak bisa percaya, kalau Santi itu seorang pelacur.

Santi hanya bisa terdiam, menatap Tedy. “Santi, saya tidak akan menganggu kamu lagi “katanya. Lalu Tedy memutar gas motornya, dan motor itu melaju cepat, meninggalkan dirinya yang berdiri, menatap motor Tedy melaju cepat, hingga menghilang dari pandangan matanya.

Santi hanya bisa melampiaskan ke sedihan hatinya dengan membasahi bantalnya dengan air mata.

>>>

Beberapa hari kemudian, Santi menerima pangilan dari Hpnya “eh, perek, eloe kuliah dimana jadinya ? “tanya Gina. “eh gak tau nih, mungkin bareng sama si Lala, ambil ekonomi “jawab Santi. “oh, gitu..” kata Gina lagi.

“eh Gina, eloe gimana, terusin sekolah atau..” tanya Santi. “sekolah.. sekolah apaan sih.. ? “ledek Gina. Santi hanya terdiam.Lalu mereka berbincang bincang sebentar.

“Santi eloe lagi nganggurkan, eloe mau ke mari gak, ada teman gua mau ketemu..” tanya Gina. “eh, gua lagi males nih..” kata Santi. “ah eloe, ayo dong.. “rayu Gina. “Dari pada bermuram durja di rumah, emang benar juga lebih baik gua pergi aja deh “pikir Santi.

>>>

“nah, gitu dong, wah eloe sexy sekali “kata Gina, begitu melihat Santi di food court mall itu. Santi hanya tersenyum. Ada seorang cowok muda, berusia kira kira 30 tahun di sana, dia juga menatap Santi. “eh Santi kenalin nih, teman gua Bernad “kata Gina.

Mereka pun berkenalan. Bernad memang tampak gagah, dan wajahnya juga ganteng.

Sambil minum dan makan, cemilan, mereka bercanda.

“eh Nad, tunggu ya.. gua mau pipis, yok San, temani gua..” ajak Gina. Mereka berdua jalan ke WC, “San, eloe mau gak di booking dia ? “tanya Gina. “oh eloe sekarang udah jadi germo yah..” canda Santi. “berengsek loe, gua lagi M, kalau enggak gua juga enggak rela kenalin dia sama eloe..” kata Gina.

“emang kenapa “tanya Santi. “bayaran-nya bagus, main-nya enak..” kata Gina.

“ah, masa sih ? “kata Santi. “benar, jilatannya jago, tapi dia juga minta di isep.. jo..” kata Gina lagi. “ehm, boleh juga.. tuh..” kata Santi. Tiba tiba, tanpa di sadari mereka seorang wanita paruh baya menegurnya sinis “hem, masih muda muda, cantik cantik, tapi jadi pelacur, dasar murahan..”.

“ha, eloe bilang apa, jangan jangan laki eloe pernah n-*-e-*-t-*-t ama gua yah, jadi eloe sirik….” kata Gina sewot. Wanita itu melonggo “kurang ajar “katanya. “Gina, udah deh, ayo jalan..” kata Santi menarik Gina keluar dari toilet itu.

>>>

“Santi, kamu mau ke hotel mana sayang..” kata Bernad, sambil memegang kemudi mobilnya. “terserah deh, aku ikut aja..” kata Santi. Mobil Bernad pun terus melaju.

Mobil itu melaju, tanpa di sadari sebuah motor mengikutinya. Motor itu perlahan menyusul mobil yang di tumpangi Santi itu. Santi melihat mator itu dengan jelas.

Walau pengemudi motor itu memakai helm, yang menutupi wajahnya, tapi dia kenal dengan motor itu. Motor itu milik Tedy.Sampailah mobil itu masuk ke sebuah motel. Motor yang membuntutinya pun berhenti tepat tak jauh dari motel itu.

>>>

“ayo, dong San, sini kemari “kata Bernad memangil Santi untuk berbaring di sebelahnya. Santi pun berjalan, lalu dia berbaring ke ranjang itu, di sebelah Bernad. “San., eloe kanapa sih, kayak cewek lagi frustasi gitu, gak semangat..” tanya Bernad. “ah, gak apa apa koq..” jawab Santi.

“apa, eloe gak suka sama gua…” tanya Bernad lagi. Santi tersenyum “ah.. semua cowok sama koq, gua suka semua cowok..” jawab Santi sekenanya. Bernad lalu mulai mencium bibir Santi. Dan Santi pun ikut membalas ciuman Bernad. Entah karena terlalu berpikir tentang Tedy, dia merasa ciumannya kali ini begitu hambar. Lain halnya dengan Bernad, yang terlihat nafsu mencium bibir Santi.

Bernad semakin tak sabar, dia membuka pakaian Santi, satu persatu. Kini Santi telah berbugil, berbaring di ranjang itu. Bernad juga mulai mempreteli pakaiannya sendiri. Penisnya terlihat sudah ngacung tegak. “San, servis dong..” pinta Bernad lagi. Santi lalu memegang batang penis tegak itu, dan mulai mengocoknya. “oh.. yah.. enak..” erang Bernad.

Tapi itu tak lama, Bernad meminta Santi unutk mengulum batang penisnya “Santi, isep dong..” pintanya. Dan Santi pun harus memenuhi kewajibannya sebagai pemuas nafsu. Dia pun membuka mulutnya mengulum penis itu, dan membuat Bernad mengerang kenikmatan. Bernad terus mengoyang batang penisnya di mulut Santi. Dia juga memegang kepala Santi, lalu mengoyangnya, dengan cepat.

Penisnya terus melaju cepat, keluar masuk mulut Santi. “oo..ahhh… enak sekali… “erang Bernad. Bernad tampak nikmat dengan permainannya itu. Penis itu di tekan masuk dalam dalam, lalu spermanya muncrat, di dalam mulut Santi. “ohhh.. Santi.. enak sekali….” erang Bernad, yang orgasme.

Setelah penis itu terlepas dari mulut Santi, Santi pun berlari ke toilet, memuntahkan sperma Bernad yang penuh di mulutnya. Santi berkumur. “oh, seharusnya gua nggak main sama dia.. seharusnya gua ngak mau di booking dia.. gua mesti berhenti jadi pelacur..” ujarnya dalam hati.

Santi kemudian keluar dari toilet itu. “Nad, eloe udah keluar kan, udahan yah, kepala gua sakit nih..” pinta Santi. “wah, gak bisa gitu dong sayang, gua kan belom coba m-*-m-*-k eloe..” kata Bernad. “yah, lain kali deh, kepala gua sakit nih..” pinta Santi lagi. “wah, eloe gitu sih..” kata Bernad, lalu menarik Santi hingga terbaring di ranjang. Bernad pun langsung memainkan buah dada Santi.

Tangannya meremas remas buah dada Santi, dan lidahnya juga menjilati putting susunya. Santi sama sekali tak merasa nikmat. Santi benar benar tidak mood, pikirannya kacau. Santi terus terbayang bayang wajah Tedy. Tangan Bernad juga meraba raba, vagina Santi. Vaginanya terasa kering kerontang. Santi tak merasa nikmat. “aduh.. sakit Nad..” erang Santi ketika tiba tiba Bernad memasukan jarinya di liang vaginanya.

Jari Bernad, terus bergerak di liang vagina Santi “ahh.. udah Nad.. udah..” pinta Santi agar Bernad menghentikan kegiatannya. Tapi tidak, Bernad terlihat asik dengan permainannya. Jarinya terus merodok liang vagina ABG itu. Santi meringis, merintih, dia benar benar tak selera. Setelah puas, Bernad Akhirnya memasukan penisnya yang terlihat tegak itu ke liang vagina Santi.

Santi akhirnya harus melayani Bernad, walau hatinya sebenarnya tak sudi. Penis Bernad menghentak masuk, “aduhhh…. “jerit Santi. Bernad mengerang, merasakan nikmat vagina muda ini. Penisnya bergerak keluar masuk, dengan desahan Bernad yang bernafsu. Santi mengigit bibirnya, berharap Bernad segara ejakulasi.

Penis Bernad terus bergerak, keluar masuk, dan Santi hanya mengerang, tanpa menikmati genjotan nafsu Bernad. Hatinya gundah, pikirannya kacau. “ohh, m-*-m-*-k eloe masih enak juga yah San..” ujar Bernad, terus mendesak desak liang kewanitaan Santi dengan penuh nafsu.

Santi hanya diam, menanti permainan ini segera selesai. Setelah cukup lama bertahan, akhirnya Bernad pun melepas spermanya. Bernad sudah terpuaskan. Santi pun segera berlari ke toilet, dia membasuh vaginanya, duduk di atas kloset. Butir butir air matanya tanpa terasa membasahi pipi mulusnya.

Dia tidak di perkosa, tapi memang menyerahkan dirinya untuk di nikmati lelaki, dengan bayaran sejumlah uang. Santi menangis, merenungi nasibnya. Biar bagaimanapun, dia seorang manusia, yang punya perasaan. Apakah dia harus mengubur rasa cintanya dalam dalam ?

>>>

“Santi sorry yah, gua buru buru, nih bayaran eloe..” kata Bernad sambil memberinya uang jasa servis Santi. “oh yah ini gua tambahin buat ongkos taksi eloe..” katanya lagi, sambil meninggalkan dia di kamar motel itu.

Santi pun mengambil uang itu, lalu berjalan dengan gontai keluar dari motel itu. Kakinya terus melangkah, hingga ke halte tak jauh dari motel itu. Santi duduk, menunggu kendaraan umum.

“apa gua pantes menerima cinta Tedy ? “ujarnya dalam hati. “seharusnya ini bukan jalan hidup gua, gua salah jalan, gua mesti kembali…” ujarnya lagi. Santi benar benar tak tahu harus berbuat apa.

Santi sangat menyukai Tedy, tapi dia benar benar merasa dirinya terlalu kotor untuk Tedy. “apa Tedy masih bisa menerima gua, kalau dia tahu gua ini perek.” pikirnya.

Kini di hatinya terdapat rasa sesal yang dalam….

Ada yang benci dirinya

Ada yang butuh dirinya

Ada yang berlutut mencintainya

Ada pula yang kejam menyiksa dirinya

Ini hidup wanita si kupu kupu malam

Bekerja bertaruh seluruh jiwa raga

Bibir senyum, kata halus merayu memanja

Kepada setiap mereka yang datang

Dosakah yang dia kerjakan

Sucikah mereka yang datang

Kadang dia tersenyum dalam tangis

Kadang dia menangis di dalam senyuman

Oh, apa yang terjadi terjadilah

Yang dia tahu tuhan penyayang umatnya

Oh, apa yang terjadi terjadilah

Yang dia tahu hanyalah menyambung nyawa

Kupu Kupu Malam - 07

“Santi, ayo saya antar pulang“. Suara itu jelas di tangkap telinga Santi, suara yang sudah sangat dikenalnya. Perlahan Santi mengangkat kepalanya, menatap wajah pengendara sepeda motor itu. Santi berdiri, “tak apa Ted, biar saya naik taxi saja..” katanya. “kamu sudah menolak cinta saya, sekarang kamu menolak tawaran saya, untuk mengantar pulang..” kata Tedy.

Santi tak banyak berbicara, dia langsung duduk di jok motor Tedy. Motor itu pun melaju, bukan membawa Santi kerumahnya, tapi Tedy membawanya ke pantai, yang sering di kunjungi mereka.

>>>

“san, jadi yang kamu bilang kamu itu pelacur ternyata, kamu sungguhan yah..” kata Tedy. Santi tak menjawab, wajahnya menunduk, menatap pasir putih, pantai itu yang menempel di kakinya. “Santi, sudah berapa lama kamu kerja begini..” tanya Tedy lagi. Santi masih diam.

Tedy menyentuh dagunya, mengangkat wajahnya. Mata Santi tampak merah, dengan air mata membasahi pipinya. “Santi, maaf, bukan maksud saya …” kata Tedy terpotong. “kamu sudah tahu, sudah jelas….” kata Santi. Tedy menarik nafasnya dalam dalam.” Santi tatap mata saya, apa kamu mencintai saya..” kata Tedy.

Santi menatap wajah cowok itu, “yah Tedy, saya suka sama kamu, saya cinta sama kamu, tapi apa yang kamu harapkan dari pelacur seperti saya “kata Santi, sambil terus berlinang air matanya. Tedy tak menjawab, Dia menatap lautan yang terhampar luas. Memperhatikan ombak ombak yang saling berlomba, menuju pantai.

“manusia bisa berubah …dan semua orang memiliki masa lalu San..” ujar Tedy.Baik buruk masa lalu itu tergantung manusia yang menjalaninya San… begitu juga dengan masa depan…”

“maksud kamu apa Tedy “tanya Santi.

“kamu kenal aku baru beberapa bulan San, kamu melihat aku anak baik baik, dulu aku pemakai narkoba San, dua kali aku masuk rumah sakit.. aku hampir mati San..” kata Tedy. Santi hanya diam menatap Tedy.

“tapi aku sadar, aku salah, dan aku bertekat untuk tidak tergantung barang haram itu San, aku bisa.. “kata Tedy. “maksud kamu, kamu ingin aku.. “kata Santi terputus.

Tedy menatap wajah cantik Santi. “aku ingin kamu berhenti jadi pelacur..” kata Tedy.

Santi diam membisu.

“untuk apa mengorbankan harga diri kamu, hanya untuk uang yang tak berarti itu “kata Tedy. “tapi Tedy, kita hidup perlu uang “ujar Santi. “itu relative San, punya uang lima ribu, kamu bisa makan di warteg, punya limapuluh ribu, kamu bisa makan di restoran biasa, punya lima ratus ribu, kamu bisa makan di restoran mewah, tapi iintinya perut kamu kenyang kan..” kata Tedy.

“kerja saja yang normal San, gaji kecil tak apa, tapi kamu punya harga diri, tak di hina orang..” kata Tedy. Santi tertunduk, otaknya mencerna kata kata Tedy.

“San kamu jadi kuliah gak..” tanya Tedy. “jadi ted ‘ jawab Santi. “sambil kuliah kamu bisa kerja “kata Tedy. “kerja dimana Ted “tanya Santi. “kerja part time, kalau mau aku omongin ke bosKu..” tawar Tedy. Santi tersenyum.

“Santi, tadi kamu bilang cinta sama aku, nah, kamu mau berhenti jadi pelacur, kamu bisa kerja normal, dan kamu jadi pacar aku..” kata Tedy. Hati santi benar benar gundah, ada rasa bahagia, ada rasa takut, kalau ucapan Tedy hanya manis di bibir saja… “Tedy, kamu serius, kamu mau menerima saya, yang seorang pelacur..” ujar Santi. “kata orang cinta harus berkorban, harus bisa menerima apa adanya “ujar Tedy.

“Tedy, saya takut, saya.. saya.. ragu.. “kata Santi. “saya bisa ngerti kamu, saya gak akan maksa kamu san, saya menerima kamu, bukan dengan rasa kasihan, tapi saya memang cinta sama kamu, tapi saya juga tidak mengemis cinta dari kamu, semua terserah kamu..” kata Tedy.

>>>

Malam itu Santi merenung di kamarnya. pikirannya kacau. Benarkah Tedy bisa menerima dirinya ? Atau hanya mempermainkan dirinya. Jelas Santi mencintai Tedy, tapi dirinya terlalu kotor buat Tedy, apa yang harus dilakukannya.

Santi harus memberikan keputusannya besok, sesuai janjinya dengan Tedy, tadi sore di pantai itu. Tedy menyerahkan semuanya pada Santi. Saat ini Santi harus menentukan jalan hidupnya. Berubah atau terus menjadi kupu kupu malam.

>>>>>>STOP-SILAHKAN PILIH “SAD ENDING” ATO “HAPPY ENDING”

SAD ENDING

Di tengah kegundahannya, Santi meraih telponnya, dia menelpon temannya. “Gina, gua mau ngomong nih..” kata santi. “kenapa eloe butuh uang “ledek temannya. “bukan Gin, Tedy minta gua berhenti jual diri, terus jadi pacarnya..” kata Santi. “Tedy, Tedy yang mana..? “tanya Gina.

Santi menceritakan semuanya, memang selama ini Santi merahasiakan hubungannya dengan Tedy.

“ha ha ha, eloe pikir, eloe cindefukingrella yah.. Cinta sejati tuh, cuma ada di sinetron, bangun jo.. eloe mimpi yah..” ledek Gina.

“Gina, Tedy itu sungguh sunguh..” bela Santi. “eloe gak pernah di kerjain cowok yah.. eloe lupa yah, hidup eloe jadi begini gara gara cinta..apa eloe yang gatel sih” kata Gina. Santi terdiam. “yakin gua, si Tedy itu cuma mau e-*-t-*-t-in eloe. tapi gak mau bayar.. gua ada bosen deh sama cowok kayak begitu..” kata Gina.

“tapi.. tapi.. “kata Santi. “eh udah terserah eloe, begini aja, besok kita ketemuan, gua ada janji ama Lala mau ketemu, eloe ikut deh sekalian..” kata Gina.

>>>

Santi tiba di mall, tempat biasa mereka berkumpul, tampak Gina dan lala di sana.

“dateng juga eloe akhirnya…” kata Gina. Santi duduk di sana. “jadi gimana San, keputusan eloe..” tanya Lala. “gak tau gua masih bingung..” jawab Santi. “Santi, biar bagaimana, eloe pernah jadi pelacur, eleo mau bicara harga diri.. sudah deh, jangan berpikir yang enggak enggak, jalani aja hidup eloe, dapet duit, dapet enak..” kata Gina.

“Gina, biar Santi yang putusin sendiri “kata Lala. “La, kalau eloe jadi gua, apa yang eloe lakukan ?” tanya Santi. “wah, hidup gua ancur karena cowok, gua gak percaya sama cowok “jawab Lala. “emang eleo enggak mikirin masa depan ? “tanya Santi. “namanya aja masa depan, entar dulu dong baru di pikiran, sekarang yah pikirin masa sekarang aja..” jawab Lala enteng.

“gua serius nih La..” kata Santi lagi. “gua juga serius, kalau enggak ngapain gua kuliah ?.. tapi soal pacaran, apalagi kawin, eh maksud gua nikah, yah entar aja, nanti baru gua pikirin..’ jawab Lala.

Santi hanya terus terdiam, sambil tangannya mengaduk aduk sendok yang ada di gelas jusnya. “apa benar, Tedy hanya inign mempermainkan diriku ? “tanyanya dalam hati.

Santi harus mengambil keputusan, terus di dunianya, atau kembali ke jalan yang benar bersama Tedy.

“hei.. koq melamun sih..” tegur Lala, membuyarkan lamunan Santi. “ah engak gua cuma mikir aja, gua bingung..” ujar Santi. “udeh, jangan mimpi, terus..” kata Gina.

Ada getaran di HP Santi, seseorang menelponnya. Hati Santi berdegup, matanya takut untuk menatap, layar posel itu. Ternyata bukan Tedy yang menelpon. “hallo..” sapa Santi… “eh..gimana yah kak Henny, saya eh gak bisa. saya lagi di mall nih..” kata Santi, yang terus di pantau ke dua temannya.

Henny seperti memaksa Santi untuk bertemu. “ok deh, tapi jangan lama lama yah..” kata Santi. Hubungan selular itu terputus, Santi menarik nafasnya dalam dalam.

>>>

Dalam mobil mewah itu, Santi menceritakan semuanya pada Henny. Henny pun menghela nafas. Dan Henny memberikan jawaban mirip dengan Lala, dan Gina. Sekali menjadi pelacur, seterusnya menjadi pelacur. Santi menatap Henny yang tengah mengemudikan mobil itu, yang terus melaju menuju sebuah hotel mewah.

“Santi, saya membutuhkan kamu, saya suka sama kamu..” kata Henny. “saya tahu kak, tapi saya lagi memikirkan masa depan saya..” jawab Santi. “soal masa depan mudah San, kamu akan terus kuliah, saya akan biayai, setelah kamu lulus, kamu bisa bekerja di perusahaan kak Robert..” kata Henny.

Santi hanya diam. “saya akan berbagi sama kamu San, serius..” kata Henny lagi.

Mobil itu sekarang sudah memsuki pelataran parkir, hotel mewah itu. Santi pun di bawa masuk, kedalam kamar hotel itu. Di sana sudah ada Robert, dan seorang pria lain, yang se umur dengan Robert, dan tampak gagah. “hai.. Henny.. long time no see..” sapa cowok itu pada Henny. “hai.. Vin.. “balas Henny.

“eh, omong omong, siapa nih gadis cantik ini..” tanya Kelvin, sambil menatap Santi, dari ujung jari sampai ujung rambutnya. “oh, ini adik gua, Santi namanya cantik dan sexy kan..” kata Henny, sambil menyibak rok mini Santi. “ah, malu dong kak..” protes Santi, sambil menepis tangan Henny. Dan mata Kelvin, menatap liar selangkangan Santi dengan celana dalam mini hitamnya yang sempat terbuka itu dengan liar.

“yo.. Kelvin, sudah bagaimana dengan kontrak kerja kita “tanya Robert. “ah biar aja, Kelvin berintermezzo sebentar, mau party sama Santi, bro..” tanya Henny pada Kelvin.

“beneran nih..” tanya Kelvin nafsu. “oi.. mau party urusan nanti, business dulu dong..” protes Robert. “Ok, ok, itu urusan kecil, mana pinjam pulpen..” kata Kelvin.

Kelvin pun menanda tanganin berkas berkas, surat kontrak kerja sama perusahaan Robert. “oke, berarti kita sudah deal, yah bro..” kata Robert. “oke sip..” kata Kelvin.

“sekarang eloe mau party silakan, gua balik ke kantor dulu..ayo Henny..” kata Robert.

Santi menatap Henny. “Bert, biar gua di sini ikut party sama Santi dan Kelvin..” kata Henny.

“tapi.. eloe… eh maksud gua…” kata Robert terbata. “iyah sayang, aku tahu..” jawab Henny. “bagaimana Vin, boleh Henny temanin.. tapi eloe jangan gituin bini gua yah..” kata Robert. Kelvin hanya tersenyum.

Akhirnya Robert, meninggalkan mereka bertiga. Memberi kesempatan Kelvin menikmati tubuh gadis muda itu. Henny pun membawa Santi berbaring di ranjang.

“Kelvin, eloe sudah siap..? “tanya Henny. Kelvin pun mendekat. “Kak, saya…” kata Santi terbata. Henny mencium kening Santi,” tenang aja, nikmati aja..”

Perlahan Kelvin menyingkap rok mini Santi, menatap paha putih mulusnya, selangkangannya yang merangsang. Tangan Kelvin, cowok perlente itu, mengelus elus paha putih mulus Santi. Tak lama kepalanya pun merunduk, tepat di selangkangan celana dalam hitam Santi. “eh.. ahh…. “erang Santi.

Hidung Kelvin mengendus, menggesek selangkangan Santi. Sebentar saja, sudah tampak ada bercak basahan di selangkangan celana dalam Santi. Jari Kelvin pun menyibak celana dalam Santi. Kelvin menatap nafsu vagina ABG ini. Lidahnya dengan cepat bergerak liar di seputar vagina Santi yang basah.

Tangan Henny pun tak diam begitu saja, dia pun membuka kaos Santi, dan juga bra hitamnya. Tangan itu dengan nafsu memainkan putting susu Santi yang imut. Menambah birahi Santi, dan semakin melupakan semua impiannya.

“ahh… ashh… “erang Santi menikmati permainan lidah Kelvin. Kelvin terus dengan nafsu menjilati klitoris Santi, dan kadang menyedotnya, membuat Santi menjerit kecil. Lidah itu terus menyapu klitoris ABG itu. Dan tak ketinggalan satu lidah lagi, bermain di putting susu Santi, yang sudah tampak menonjol keras.

Santi pun tak bisa bertahan, membendung birahinya dengan permainan mereka. Tubuh Santi semakin menegang, dan Akhirnya bergetar, menerima orgasmenya.

Tubuh,Kelvin sekarang sudah polos, penis besarnya tampak tegang. Henny pun melepas seluruh pakaian Santi, dan Santi terduduk di atas ranjang, membuka mulutnya bersiap, menerima penis besar Kelvin, masuk ke mulutnya.

“ohh.. yah… terus..sedot… “erang Kelvin, menikmati kuluman mulut Santi. Penis itu pun bergerak pelan, meronta dalam mulut Santi. Kepala Santi bergerak maju mundur, berusaha memberi kenikmatan pada Kelvin. “oh.. yes… jago sekali kamu San.. “erang Kelvin.

Santi pun tampak bernafsu mengulum penis itu. Kuluman dan sedotan Santi, yang terus menerus, juga tak bisa menghalangi sperma Kelvin, untuk berhamburan keluar di mulutnya. Kelvin pun lunglai, terbaring di ranjang, menikmati orgasmenya “ohh.. shit.. enak banget…” erangnya.

“ha.. udah tewas yah.. masih bisa gak.. bro..” ledek Henny. “ha.. tenang aja, kan gua udah minum i*** “balas Kelvin. Mereka pun bercanda. Dan tak lama penis Kelvin berangsur pulih. Dan kembali besar keras dan tegang.

Sekarang memasuki babak final. Penis itu bergerak, cepat mamasuki gawang Santi.

“ahhh…. pelan pelan… “jerit Santi, menerima dorongan penis besar Kelvin. Santi merasakan penis besar itu telah menyesaki liang vaginanya. Dan begitu juga Kelvin yang merasakan penisnya di genggam erat liang vagina Santi.

Penis itu bergerak liar keluar masuk, mengobok obok vagina Santi. “ahh.. ahhhh…ash… “erang Santi. Jujur, Santi pun sebenarnya menikmati penis Kelvin. Kelvin pun terus bergerak, menikmati setiap gesekkan yang di buatnya.

Tak lama penis itu terlepas “Santi ganti posisi dong..” pinta Kelvin. “San, nungging aja..’ kata Henny. Santi pun menungging, dan dari belakang, Kelvin menatap nafsu, pinggul Santi yang tampak sexy, menawan, dan “ahhh….” erang Santi. Penis itu sudah masuk di vaginanya kembali.

Penis itu terus bergerak keluar masuk, membuat Santi mengerang erang kenikmtan. Tubuh Santi menegang, Dan kembali Santi mencapai puncak birahinya. Kelvin diam, merasakan getaran puncak birahi Santi.

Tak lama, penis itu kembali begerak, mambuat rasa ngilu di vagina Santi, yang baru saja mengalami masa orgasmenya.

Kelvis terus bergerak cepat, penisnya keluar masuk, maju mundur, di liang vagina Santi. Tak lama Kelvinpun mengerang panjang, melepas spermanya di vagina Santi.

>>>

“eh, kapan kapan, boleh dong saya main lagi sama Santi “tanya Kelvin, yang sudah kembali berpakaian rapi. Henny hanya tersenyum.

Setelah Kelvin pergi, Henny pun menelpon suaminya, memintanya untuk ke hotel itu. Tak lama Robert pun sudah berada di sana.

Henny langsung memeluk suaminya, dengan dengan nafsu membuka pakaian suaminya. Mereka pun bergumul, Henny tampak sudah birahi sekail. Santi pun menatap pasangan gila sex itu.

Waktu sudah semakin sore, yang berarti waktu yang di berikan Tedy sudah habis. Dengan kata lain, Santi akan tetap di dunianya. Dunia hitam pelacuran. Santi dengan berat mengambil keputusan ini.

“San kenapa, eloe melamun gitu..” tanya Robert, yang sudah memuaskan istrinya. Henny pun menceritakan semuanya. Dan Robert pun memberikan jawaban yang sama. “San, pokoknya kamu tenang aja.. kamu akan punya masa depan..”.

Santi pun tersenyum, lalu berbisik di telinga Henny “kak, boleh main sama kak Robert gak…. “. Henny menatap Santi “kan saya sudah bilang, akan berbagi dengan kamu san…”

Sejak itu Santi menjadi piaraan Henny dan Robert, Santi terus melanjutkan kuliahnya, sambil bekerja paruh waktu di kantor Robert.

Dan tubuh Santi, berpindah dari pelukan satu cowok, ke cowok lain. Yang semuanya adalah kolega business Robert. Robert memanfaatkan, tubuh sexy Santi, dan kecantikan wajahnya. Untuk memperlancar businessnya.

Santi pun tetap menyandang predikat seorang pelacur, walau dia seorang pelacur kelas atas. Hidup di dunia hitam, yang penuh dengan kegemerlapan, harta yang menyilaukan

End…

HAPPY ENDING

Di tengah kegundahannya, Santi meraih telponnya, dia menelpon temannya. “Gina, gua mau ngomong nih..” kata santi. “kenapa eloe butuh uang “ledek temannya. “bukan Gin, Tedy minta gua berhenti jual diri, terus jadi pacarnya..” kata Santi. “Tedy, Tedy yang mana..? “tanya Gina.

Santi menceritakan semuanya, memang selama ini Santi merahasiakan hubungannya dengan Tedy.

“wah, mungkin eloe merasa beruntung, tapi kalau gua jadi eloe, gua gak akan ikutin si Tedy “kata Gina. “kenapa Gin..” tanya Santi. Gina menghela nafasnya, “gua begini gara gara cowok San, terus kalau gua berhenti, apa bisa gua hidup susah, jadi pelacur duitnya gampang San..” terang Gina.

“iyah, tapi masa depan gimana.. “tanya Santi. “gak akan ada yang tahu, apa yang terjadi besok San..” jawab Gina. Santi terdiam.

“begini aja, besok eloe ke mall aja yah, gua sama Lala, janji mau ketemu di sana, nah eleo ikut aja..” kata Gina. Santi pun menutup pembicaraannya.

Santi kembali merebahkan dirinya di atas ranjangnya. Ini kesempatan buat dia untuk keluar dari lumpur hitam, dunia pelacuran, yang selama ini membelenggu dirinya. Haruskah dia melewatkan kesempatan ini. Apakan Tedy sungguh sungguh bisa di percaya. Pertanyaan itu menyesakkan kepalanya.

>>>

Siang itu, Santi tiba di mall itu, sudah tampak Gina dan Lala di sana, sedang asik bercanda.

“Hai.. “sapa Lala. Santi tersenyum, wajahnya terlihat gundah. “udah San, jangan dipikirkan, kalau eloe rasa, eloe juga suka sama Tedy, eloe ikutin aja..” kata Lala.

“tapi gua takut, kalau Tedy itu mempermainkan gua..” kata Santi. “semuanya ada di tangan eloe, gua gak mau ikut campur “kata Gina.

Santi menatap kedua temannya itu. “kalau eloe orang yang jadi gua, apa yang eloe lakukan..” tanya Santi. “kalau gua, gua gak mau, cowok itu bikin pusing, gua mau bebas, punya duit banyak..” jawab Gina. Lala menatap Santi “gua juga sama dengan Gina, tapi eloe harus bisa mengambil keputusan sendiri..” kata Lala.

Santi terdiam, entah bagaimana mengambil keputusan ini. “San kalau eloe mau coba, enggak ada salahnya koq..” kata Lala. “gua takut sakit hati. La.. “kata Santi.

Ada getaran di HP Santi, seseorang menelponnya. Hati Santi berdegup, matanya takut untuk menatap, layar ponsel itu. Ternyata bukan Tedy yang menelpon. “hallo..” sapa Santi… “eh..gimana yah kak Henny, saya eh gak bisa. saya lagi di mall nih..” kata Santi, yang terus di pantau ke dua temannya.

Henny seperti memaksa Santi untuk bertemu. “ok deh, tapi jangan lama lama yah..” kata Santi. Hubungan selular itu terputus, Santi menarik nafasnya dalam dalam.

>>>

Dengan berat, Santi melangkahkan kakinya memasuki sedan mewah itu. Dalam mobil mewah itu, Santi menceritakan semuanya pada Henny. Henny pun menghela nafas. Dan Henny memberikan jawaban mirip dengan Lala, dan Gina. Sekali menjadi pelacur, seterusnya menjadi pelacur. Santi menatap Henny yang tengah mengemudikan mobil itu, yang terus melaju menuju sebuah hotel mewah.

“kak, kita mau kemana..” tanya Santi. “kita mau ke hotel, ada teman yang mau ajak kamu senang senang..” jawab Henny. Santi mulai tak enak. “kak, saya tak bisa kak “.

“kamu jangan begitu dong, sekali ini saja San..” rayu Henny. Santi mengeleng, tapi Henny tak mau mengerti, dia tetap memaksa Santi.

Tepat mobil itu berhenti, karena menunggu lampu merah, Santi langsung membuka pintu mobil itu. Dia turun dan langsung meninggalkan mobil itu. “Santi. kenapa kamu “tanya Henny. “maaf kak, saya tidak bisa lagi..” katanya.

Santi pun terus berjalan kepinggir jalan. Dan terus melangkahkan kakinya. Dia duduk di bangku halte bis, dan menelpon Tedy. “Tedy, saya mau ketemu..”.

>>>

Angin pantai itu, menghembuskan rambut Santi yang terurai. “Tedy, apa kamu sunguh sunguh, bisa menerima saya..”. Tedy tersenyum, “aku sungguh sungguh, asal kamu meninggalkan dunia kamu, dan setia sama aku..” jawab Tedy.

Santi memeluk tubuh kekasihnya, air matanya berlinang, “Tedy aku sayang kamu..” katanya. Tedy pun mencium kening Santi.

Mereka pun saling mencurahkan perasaan mereka masing masing, sampai matahari semakin tenggelam. Mereka pun meninggalkan pantai rekreasi itu. Tedy membawa Santi ke tempat tinggalnya. Sebuah rumah kontrakan kecil.

Tedy mencium bibir Santi dengan lembut, begitu juga dengan Santi. Ciuman dua insan itu akhirnya membangkitkan birahi pada diri masing masing.

Perlahan mereka menanggalkan baju mereka. Santi hanya tinggal memakai celana dalam mini hitamnya. Begitu juga dengan Tedy. Mereka berbaring di atas ranjang itu. Ciuman Tedy pun semakin menjadi liar, bibir Santi di lumat dengan nafsu, dan ciuman itu terus berpindah ke leher, yang terus membuat basah selangkangan Santi.

Tangan tangan Tedy pun mulai bergerak turun, menyelinap di balik celana dalam Santi, memainkan vagina basah milik Santi. Santi pun mengerang, merasakan nikmat, rangsangan kekasihnya itu. “ashh…. Tedy..” erangnya. Sambil terus menciumi bibir Santi jari Tedy, bergerak menstimulasi klitoris Santi, yang terus membuat liang vagina Santi merekah dan basah.

Desah desahan Santi, terus terdengar, dan membawa Santi ke puncak nikmatnya, tubuhnya mengejang, dan bergetar, dalam pelukan Tedy. Tedy pun mencium kening Santi.

Sekarang tubuh Santi berbaring lemas, di samping tubuh Tedy. Tangan Santi pun mengelus elus, celana dalam Tedy, membuat penis itu tegang. Tangan Santi terus merayap, mengeluarkan burung milik Tedy, yang tampak sudah tegang, siap mematuk.

Santi bangun, kepalanya mendekat ke penis Tedy. Santi menatap Tedy. “San, sudah, jangan…” kata Tedy. Tapi tidak, Santi langsung melumat penis itu. Lidahnya menari di kepala penis Tedy. “assshhhh…. Santi..” erangnya. Kepala penis itu pun tak lama sudah berada didalam mulut Santi dan merasakan nikmatnya sedotan mulut Santi.

Kepala Santi bergerak cepat, maju mundur, memompa birahi Tedy. Santi berniat memuaskan kekasihnya itu. Tedy terus mengerang nikmat. Sehingga dia melepaskan spermanya, dan tubuhnya mengejang kenikmatan.

Tedy pun lemas, Dan kembali Santi menciumi Tedy dengan mesra. Perasaan Santi sungguh berbeda, melakukan hubungan sex dengan orang yang di cintainya.

Setelah beberapa saat, Santi sudah siap unutk untuk babak selanjutnya, tapi Tedy menolaknya. “Santi nanti saja yah, ini terlalu cepat, kita baru jadian..” kata Tedy.

Santi sangat mengerti, Tedy mengatakan itu, untuk membuktikan dia mencintai Santi, bukan sekedar nafsu.

Mereka hanya bercumbu saja, dengan penuh perasaan cinta.

>>>

Santi telah kembali ke jalan yang benar, Tedy menerima Santi apa adanya, tak pernah mengungkit masa lalu Santi yang suram.

Santi dan Tedy, pidah ke kota lain. Santi kuliah di sana. Di kota yang baru itu mereka bisa hidup dengan tenang. Mereka tinggal bersama di rumah kontrakan mereka. Dengan modal sedikit, Tedy membuka kios kecil berjualan Handphone, dengan ilmu yang di peroleh selama ini.

Sambil kuliah, Santi membantu Tedy, berjualan Hp. Walau uang mereka sedikit, tapi mereka hidup bahagia.

Santi bisa menerima semua ini, dia berhasil pergi jauh, meninggalkan dunia hitamnya.

And they life happinness ever after..

End…

Tidak ada komentar: